Bursa AS Ditutup Anjlok Akibat Krisis Evergrande dan Tapering the Fed

Selasa, 21 September 2021 08:14 WIB

Evergrande Grup. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta -Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir longsor pada perdagangan Senin, 20 September 2021 waktu setempat, atau pelemahan terbesar dalam empat bulan akibat kecemasan investor terhadap sektor real-estate Cina (Evergrande) dan tapering The Fed.

Mengutip Bisnis.com yang mengambil data Bloomberg, Selasa, 21 September 2021, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 1,78 persen ke 33.970,47, sementara S&P 500 jatuh 1,70 persen ke 4.357,73, sedangkan Nasdaq merosot 2,19 persen ke 14.713,90. S&P 500 terpantau sempat turun hingga 2,9 persen, yang merupakan penurunan terbesar sejak Oktober 2020.

Ketika saham-saham turun, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik bersama dengan indeks dolar AS sebelum pertemuan bank sentral, The Fed pada Rabu, 22 September 2021. Pertemuan ini bakal merumuskan dasar untuk pengurangan stimulus atau tapering.

Kemarin, saham Cina Evergrande Group anjlok 10 persen di Bursa Efek Hong Kong karena kekhawatiran meningkat bahwa raksasa real estate Cina akan runtuh di bawah beban utang besar, berdampak pada pemegang saham, pemegang obligasi, dan berpotensi memicu gejolak di tempat lain di seluruh pasar global. Momok tindakan keras yang lebih luas oleh pemerintah Cina terhadap sektor real estate Hong Kong semakin menambah kekhawatiran.

“Sementara situasi Evergrande berada di depan dan tengah, kenyataannya adalah, valuasi pasar saham terlalu berlebihan dan pasar telah menikmati terlalu lama istirahat dari volatilitas dan penurunan pasar saham Senin tidak mengejutkan," kata David Bahnsen, kepala investasi The Bahnsen Group.

Advertising
Advertising

Sementara itu, terjadi perdebatan sengit di Washington mengenai peningkatan batas utang pemerintah.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyerukan Kongres untuk menaikkan plafon utang AS lewat tulisannya pada kolom open editor Wall Street Journal. Dia menyarankan bahwa melakukan sebaliknya akan berisiko membiarkan pemerintah gagal bayar dan menghasilkan bencana ekonomi yang meluas.

Parlemen AS akan memberikan suara minggu ini untuk plafon utang pemerintah dan langkah pengeluaran sementara untuk menjaga pemerintah tetap beroperasi melewati akhir tahun fiskal pada akhir September 2021.

Baca Juga: Pembayaran Bunga Obligasi Evergrande Jatuh Tempo Pekan ini jadi Ujian Utama

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

7 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

11 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

11 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

12 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

15 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya