Pakar Pertanian UGM Ungkap Banyak Faktor yang Bikin Harga Cabai Merosot

Reporter

Tempo.co

Senin, 6 September 2021 11:44 WIB

Pedagang menata cabai rawit merah di kiosnya di Pasar PSPT Tebet, Jakarta, Senin, 1 Maret 2021. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak petani muring-muring dan marah setelah harga cabai anjlok di pasaran. Di media sosial, viral video yang menunjukkan seorang petani memilih merusak tanaman cabainya ketimbang memanen, karena harga cabai yang merosot tajam. Tak ada guna dipanen, bila harga anjlok.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) Nasional pada 3 September 2021, harga cabai merah besar merosot merosot 3,38 persen, menjadi Rp. 28.600 per kilogram. Sedangkan untuk cabai rawit merah merosot 1,83 persen. Untuk cabai merah kriting turun 2,77 persen.

Dr. Ir. Taryono, M.Sc, dosen Fakultas Pertanian UGM (Universitas Gadjah Mada) dalam ugm.ac.id mengatakan, petani konvensional sudah biasa mengalami kerugian. Apalagi di masa pandemi saat ini saat permintaan mengalami penurunan sangat drastis.

“Biasanya cabe dari Jogja atau di Jawa ini kan juga untuk mengisi kebutuhan pasokan di luar Jawa. Kalau di kota-kota di Jawa bisa dilakukan dengan truk, sementara karena bahan mudah rusak pengiriman keluar Jawa pasti menggunakan pesawat, inilah yang kemudian di daerah-daerah produsen juga mengalami gangguan," katanya.

Menurut Taryono, anjloknya harga cabai dimungkinkan karena kelebihan produksi, sementara permintaan dan sistem transportasi tidak lancar. Sedangkan untuk sektor pariwisata yang selama ini mendukung serapan produksi dan petani kondisinya juga lagi lesu. Dari sektor tersebut pula permintaan cabai cukup tinggi.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, ia mengungkapkan yang terjadi saat ini adalah hal klasik pada komoditas holtikultura yang dilakukan para petani konvensional. Tanpa pengawasan, mereka melakukan penanaman hanya mengikuti petani sekitarnya. Didukung iklim tahun ini yang dinilai sebagai iklim yang baik. Dengan kondisi iklim kemarau basah tentu sangat cocok untuk tanaman cabe, tomat dan lain-lain.

Meski mengalami harga yang tidak ideal, Taryono sebenarnya berharap para petani tidak perlu reaktif dan atraktif menyikapi situasi pasar. Menurutnya, tetap ada solusi untuk mengatasi harga cabe yang anjlok cukup tajam saat ini.

Bahkan, anjloknya harga cabe membuat petani merugi. Tingginya produksi di bulan Agustus ini tidak diikuti serapan yang optimal di pasaran. Bahkan, harga cabai merah keriting di tingkat petani di Kulon Progo, DIY berkisar harga 2.500 rupiah – 3.000 rupiah per kilo.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Menteri Perdagangan Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Cabai dan Bawang

Berita terkait

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

6 jam lalu

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

Cerita Heni Ardianto, lulusan prodi Magister Sains Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 3,72 asal Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

7 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

2 hari lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

2 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

2 hari lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

3 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

3 hari lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

3 hari lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

3 hari lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya