4 Tips Investasi Reksa Dana Saham di Tengah Pandemi
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 15 Agustus 2021 13:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Freddy Tedja membagikan sejumlah tips bagi masyarakat yang akan memilih menginvestasikan uangnya dalam bentuk reksa dana saham. Instrumen investasi ini diperkirakan tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara di Asia lainnya, seperti India (1,6 persen), Korea Selatan (5,69 persen) dan Jepang (-1,6 persen)," ujar Freddy seperti dikutip dari keterangannya, Ahad, 15 Agustus 2021.
Pemulihan ekonomi akan berlanjut setelah vaksinasi dipercepat. Dengan begitu, reksa dana saham dapat menjadi pilihan investasi pada masa pemulihan ekonomi, khususnya untuk investor jangka panjang atau berprofil agresif.
Berikut ini sejumlah tips dalam berinvestasi reksa dana saham.
1. Ketahui tujuan investasi
Sebelum memilih reksa dana, investor diminta untuk memastikan kapan dana investasi tersebut akan dimanfaatkan. Investasi di reksa dana saham menawarkan peluang pertumbuhan yang tinggi, tapi juga memiliki tingkat volatilitas atau risiko naik-turunnya harga yang sangat tinggi.
"Jadi, silakan manfaatkan reksa dana saham untuk memenuhi tujuan keuangan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang atau lebih; misalnya untuk persiapan pensiun," kata dia.
Untuk investor dengan profil risiko moderat atau memiliki horizon investasi jangka menengah, porsi reksa dana saham yang sedikit tetap bisa dimanfaatkan sebagai booster untuk menggenjot kinerja portofolio investasi secara keseluruhan.
Dia mencontohkan bila 10 persen dari komposisi portofolio ditempatkan di reksa dana saham, maka sisanya bisa ditempatkan di investasi lainnya yang risikonya lebih rendah, seperti reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang.
<!--more-->
2. Memilih perusahaan manajer investasi
Manajer Investasi atau MI memiliki peranan penting dalam mengelola dana investasi. Karena itu, investor harus mencari tahu rekam jejak MI yang akan mengelola dana.
Adapun cara mengecek legalitas MI bisa dilakukan melalui situs reksadana.ojk.go.id/Public/ManajerInvestasiList.aspx. Investor juga bisa memeriksa rekam jejak MI melalui situs perusahaan MI maupun artikel berita.
"Selain itu, ada baiknya untuk mengetahui perusahaan yang terafiliasi dengan MI tersebut, para profesional di dalamnya, serta tata kelola perusahaan yang diterapkan di MI tersebut," kata dia.
3. Mencari tahu strategi pengelolaan investasi
Freddy mengemukakan, ada banyak reksa dana saham yang bisa dipilih. Masing-masing reksa dana saham itu memiliki strategi pengelolaan.
Menurut dia, ada reksa dana saham yang menggunakan tema investasi berdasarkan kapitalisasi pasar, syariah, konvensional, ESG, atau berdasarkan sektor tertentu seperti infrastruktur, teknologi.
"Kita harus mendapat informasi lengkap mengenai hal tersebut, memilih yang paling sesuai dengan tujuan investasi kita," kata Freddy.
4. Konsistensi kinerja reksa dana
Konsistensi kinerja reksa dana perlu diperhatikan oleh para investor. Selama ini, beberapa perusahaan domestik maupun global telah mengadakan pemeringkatan reksa dana. Salah satu perusahaan pemeringkat yang terpercaya adalah Morningstar Rating.
Perusahaan pemeringkat global ini memberikan rating bintang 1-5 terhadap produk dengan usia minimal 3 tahun yang telah melalui proses perhitungan berdasarkan Morningstar Risk-Adjusted Return yang meliputi kinerja bulanan produk dan konsistensi kinerja produk. Walaupun tidak selalu harus digunakan, rating tersebut dapat melengkapi pertimbangan dalam memilih reksa dana.
Baca: Gaji Direksi dan Komisaris Garuda Dipotong 50 Persen, Berapa Besarannya?