Cerita di Balik IPO Bukalapak, Menjadi Unicorn Pertama yang Masuk Bursa

Jumat, 6 Agustus 2021 09:48 WIB

Aktivitas karyawan di kantor pusat Bukalapak, Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019. Mitra Bukalapak merupakan program untuk warung atau toko kelontong agar ikut terjamah teknologi dalam berbisnis. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Hiruk-pikuk IPO Bukalapak memang meramaikan pasar modal dua bulan terakhir. Bukalapak (BUKA) melepas 25,76 miliar saham biasa, semuanya baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan, setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawarannya Rp 850 per lembar saham, yang harus dibayar penuh saat calon pembeli mengajukan formulir pemesanan.

Dengan harga itu, IPO Bukalapak akan meraup dana segar Rp 21,9 triliun dari pasar. Angka ini akan menjadi rekor baru nilai IPO terbesar sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia, yang sebelumnya dipegang PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan raupan dana Rp 12,23 triliun pada 2008. Selain itu, Bukalapak bakal menjadi unicorn pertama yang melantai di bursa saham.

Tapi gemerlapnya rencana kedatangan anggota baru bursa ini diiringi sentimen pasar yang terbelah. Sebagian investor menganggap valuasi BUKA terlalu tinggi. Ukuran paling gampang adalah buku perusahaan yang tiga tahun terakhir masih merah alias merugi. Bahkan, sepanjang triwulan I 2021, Bukalapak masih membukukan kerugian tahun berjalan sebesar Rp 324 miliar, sedikit membaik dibanding kerugian Rp 393 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Lo Kheng Hong, investor retail kawakan yang kerap dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia, yang terang-terangan menyatakan BUKA tak masuk kriteria saham pilihannya terutama karena aspek kinerja. "Bukan untung besar, (tapi) rugi besar," ujarnya dalam sebuah webinar bertajuk "Menjadi Investor Cerdas Bersama Lo Kheng Hong" yang videonya diunggah di kanal YouTube, Kamis, 29 Juli 2021 lalu.

Tapi pelaku pasar lain masih memberikan toleransi terhadap buruknya kondisi keuangan Bukalapak. Alasannya, kinerja perusahaan menunjukkan tren perbaikan. Ukurannya lagi-lagi angka kerugian perseroan yang berkurang setahun belakangan.

Advertising
Advertising

"Masih rugi, masih berutang juga. Tapi tren utang dan kerugiannya terus menurun. Ini lebih penting," kata Syafirah Namira Fitrania. Karyawan swasta di Jakarta ini ikut memesan 50 lot saham BUKA lewat aplikasi penjamin emisi efek lain, PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Pada akhir 2020, rugi tahun berjalan Bukalapak memang berkurang menjadi Rp 1,34 triliun dibanding dua tahun sebelumnya yang berturut-turut tekor Rp 2,24 triliun dan Rp 2,79 triliun. Penurunan kerugian sebesar ini bukan hanya buah dari kombinasi peningkatan pendapatan dan pemangkasan beban usaha, tapi juga hasil pencatatan manfaat pajak tangguhan pada 2020 yang nilainya mencapai Rp 483 miliar.

Kinerja Bukalapak tahun lalu juga terdongkrak suntikan modal dari sejumlah investor global, seperti Microsoft Corporation, juga PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Grup Emtek)- kelompok usaha milik keluarga Sariaatmadja yang menjadi induk perusahaan lewat PT Kreatif Media Karya.

Bagi investor milenial yang belum lama bergelut di pasar modal seperti Namira, saham Bukalapak sudah cukup menarik lantaran sektor usaha teknologi digital sedang hype, kekinian. Perempuan 32 tahun ini sebenarnya juga pengguna platform Bukalapak, baik sebagai konsumen maupun pelapak. "Ia marketplace yang menjadi way of living dan cara kita untuk survive di saat pandemi ini," tuturnya.

Baca berita selengkapnya di Majalah Tempo "Teka Teki Cara Bukalapak Berlari" edisi 31 Juli 2021."

Baca Juga: Bukalapak Melantai di Bursa Hari Ini, Akankah Langsung Terkena ARA?

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

13 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

11 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya