Bappenas Ungkap Pandemi Covid-19 Sebabkan Struktur Tenaga Kerja Berubah

Rabu, 4 Agustus 2021 13:11 WIB

Sejumlah pekerja mengikuti rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Aula Serba Guna Kementerian Tenaga Kerja, Jakarta, Jumat, 1 Mei 2020. Rapid test ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah saat pandemi virus corona. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas menyampaikan sejumlah dampak di berbagai sektor ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat ini. Mulai dari tenaga kerja, kemiskinan, hingga ketimpangan.

Pertama, Bappenas menyebut struktur tenaga kerja di Indonesia berubah akibat pandemi Covid-19. Tenaga kerja mulai beralih dari lapangan kerja formal dengan produktivitas tinggi ke sektor informal.

"Sehingga produktivitasnya lebih rendah," kata Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar dalam acara 50 Tahun CSIS pada Rabu, 1 Agustus 2021.

Bappenas mencatat tenaga kerja di sejumlah lapangan usaha mengalami penurunan seperti Industri Pengolahan berkurang 1,72 juta. Lalu konstruksi, jasa pendidikan, administrasi pemerintahan, dan pertahanan, jasa keuangan dan asuransi di bawah angka 1 juta.

Sebaliknya, tenaga kerja di lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 2,78 juta. Lalu di lapangan usaha perdagangan besar dan ecaran, reparasi naik menjadi 540 ribu. Akan tetapi, Amalia belum menjelaskan secara rinci kenapa lapangan usaha pertanian dan lain-lain dikategorikan memiliki produktivitas rendah.

Advertising
Advertising

"Fenomena perpindahan dari formal ke informal dalam tenaga kerja ini perlu dapat perhatian," kata Amalia. Ia pun menyinggung soal pelajaran saat krisis Asia 1998.<!--more-->

Saat itu, ada 4,6 juta orang yang kembali bekerja ke sektor pertanian. Ternyata, kata dia, butuh 10 tahun setelah krisis Asia atau sekitar tahun 2008 untuk kembali ke tingkat produktivitas kerja sebelum krisis.

Kedua, progres pengentasan kemiskinan yang semakin terhambat. Ia mencatat tingkat kemiskinan semula turun dari 10,64 persen (Maret 2017) menjadi 9,22 persen (September 2019). Lalu naik menjadi 10,14 persen (Maret 2021). Bappenas pun menyebut butuh upaya untuk mengembalikan tingkat kemiskinan ini menjadi di bawah satu digit lagi, seperti sebelum pandemi.

Selain itu, Bappenas mencatat ada 140 juta penduduk Indonesia atau 52 persen yang masih berada di kelompok rentan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia (2,9 [persen) dan Thailand (6,2 persen). Sehingga, kelompok ini sangat rentan jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

Ketiga, ketimpangan yang semakin meningkat. Ia mencatat Indeks ketimpangan yang diukur dari rasio gini awalnya turun dari tahun 2013 ke 2019. Lalu naik lagi hingga 2021. Terakhir pada Maret 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rasio gini mencapai 0,34 persen (makin besar makin timpang).

Di sisi lain, ia menyoroti Dana Pihak Ketiga (DPK) alias simpanan di perbankan yang didominasi masyarkat kelas menengah ke atas. Pada 2020, hampir 50 persen komposisi dari DPK di perbankan merupakan simpanan di atas Rp 5 miliar. Sementara, simpanan di bawah Rp 100 juta hanya sekitar 10 persen.

Baca Juga: Alasan Kemendagri Mengawasi Aktivitas Orang dan Lembaga Asing di Indonesia

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

1 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

6 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

9 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

10 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

12 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya