Kata Bos BCA Soal KPR dan Kredit Kendaraan Bermotor Turun Meski Bunga Rendah

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 31 Juli 2021 20:09 WIB

CEO BCA Jahja Setiaatmadja di sela kegiatan Leadership Sharing Session 100 Bankir di Hotel J.W. Marriot Mega Kuningan, Jakarta Pusat, 28 November 2017. TEMPO Yohanes Paskalis Pae Dale

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan alasan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun karena adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan transaksi belum sepenuhnya digital.

Jahja menjelaskan selama PPKM darurat, penjualan properti menjadi sulit dikarenakan konsumen tidak bisa melakukan kunjungan fisik. Dia pun mencontohkan ketika konsumen ingin membeli suatu properti, lazimnya konsumen harus mendatangi tempatnya agar sesuai dengan keinginannya.

Jahja pun menceritakan pengalaman ketika membeli apartemen di Bintaro. Sebelumnya dia belum pernah ke tempat apartemen atau site.

"Begitu mau deal saya mau ke lokasi dulu. Pas ke site ada kuburan, nggak mau saya, ganti. Itu contoh kalau properti itu nggak bisa transaksi fully digital," ujarnya dalam acara webinar online bedah emiten BCA, Jumat, 30 Juli 2021.

Jahja pun mengatakan hal ini yang menjadi salah satu kendala karena transaksi tidak sepenuhnya digital, terlebih adanya masalah surat-surat yang harus ditandatangani dan memerlukan notaris dimana notaris harus didatangi tidak bisa virtual.

Sementara itu, untuk KKB, kata Jahja, kredit masih belum tentu bisa meningkat meskipun ada keringanan PPN jika pembatasan masih terjadi kredit. Pasalnya, dengan pembatasan yang terjadi saat ini membuat kendaraan tak bisa dikirim dengan cepat.

"Kalaupun mau cepat harus menambah biaya, belum tentu konsumen mau," ujar Jahja.
<!--more-->
Jika PPKM dilonggarkan, Jahja yakin kredit BCA akan kembali tinggi. Dia beralasan karena dari sisi bunga BCA sudah cukup berani untuk menawarkan bunga yang rendah yakni sebesar 3,8 persen per tahun untuk KPR serta untuk KKB tingkat bunganya 2-2.5 persen yang berlaku flat.

Sebelumnya, Jahja menyebutkan pada kondisi normal penyaluran kredit kendaraan bermotor berkisar Rp 1,8 triliun-Rp 2 triliun per bulan, kemudian turun pada tahun lalu menjadi di kisaran Rp 90 miliar-Rp 200 miliar. Lantas, pada kuartal I dan kuartal II tahun ini, KKB bisa mencapai Rp 2 triliun atau sama dengan angka sebelum terjadi pandemi.

Namun, pada saat pelaksanaan PPKM Darurat, kata dia, penyaluran kredit KKB yang sebelumnya di kisaran Rp 2 triliun diperkirakan akan turun menjadi sekitar Rp 1 triliun-Rp 1,2 triliun pada Juli 2021.

Demikian juga untuk KPR BCA yang bisa membukukan hingga Rp 15 triliun dari penyelenggara KPR online expo pada awal tahun ini, diperkirakan akan turun menjadi hanya sekitar Rp 3,5 triliun - Rp 4 triliun.

BISNIS

Baca juga: BCA Akan Stock Split dengan Rasio 1 : 5, Begini Penjelasan Lengkap Dirut

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

23 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

4 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

6 hari lalu

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.

Baca Selengkapnya

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

6 hari lalu

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun para kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

6 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

8 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

10 hari lalu

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.

Baca Selengkapnya

Patroli di Kiwirok, Personel Operasi Damai Cartenz Sebut Agar Masyarakat Tak Diganggu TPNPB-OPM

11 hari lalu

Patroli di Kiwirok, Personel Operasi Damai Cartenz Sebut Agar Masyarakat Tak Diganggu TPNPB-OPM

Personel Operasi Damai Cartenz 2024 melaksanakan patroli di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang memastikan masyarakat tak diganggu TPNPB-OPM

Baca Selengkapnya

Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

11 hari lalu

Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Orang Terkaya di Indonesia April 2024 versi Forbes, Prajogo Pangestu Tetap Jawara

13 hari lalu

Daftar 12 Orang Terkaya di Indonesia April 2024 versi Forbes, Prajogo Pangestu Tetap Jawara

Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes untuk April 2024. Hartono Bersaudara dan Dato Sri Tahir urutan berapa?

Baca Selengkapnya