Kebiasaan Lo Kheng Hong: Baca 4 Koran, Laporan Keuangan, Statistik Pasar Modal

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 31 Juli 2021 15:18 WIB

Lo Kheng Hong. Foto/Instagram

TEMPO.CO, Jakarta- Investor kawakan Lo Kheng Hong baru-baru ini membeberkan alasannya untuk tidak membeli saham IPO Bukalapak. Sebab, menurutnya saham perusahaan teknologi itu tidak masuk dalam kriteria pilihannya.

Pria kelahiran Jakarta, 20 Februari 1959 ini merupakan investor ulung dan banyak mengemukakan pendapatnya mengenai saham. Ia menyebutkan ada tiga kriteria perusahaan yang diperhatikannya dalam memilih dan membeli saham. Pertama, perusahaan tersebut harus dikelola oleh orang jujur dan berintegritas.

Kedua, perusahaan itu memiliki bidang usaha yang bagus. Ketiga, perusahaan tersebut harus memiliki catatan kinerja laba yang besar. "Saya tidak beli Bukalapak karena tidak masuk kriteria ketiga saya. Bukan untung besar, rugi besar," ujarnya.

Pria yang juga dijuluki sebagai Warren Buffet-nya Indonesia ini, sudah 24 tahun menjadi investor saham. Sebagai investor, yang menurutnya bisa kaya walau dengan rebahan saja, Pada 2012, ia memiliki aset berupa saham bernilai Rp 2,5 triliun. Dengan kekayaan tersebut, Kheng Hong—begitu ia disapa—tidak lepas dari kepemilikan perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.

Dilansir dari swa.co.id, dalam kesehariannya Kheng Hong memiliki kebiasaan yang sering ia sebut dengan RTI (reading, thinking, dan investing). “Saya membaca 4 koran yang datang ke rumah saya setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal. Saya tidak perlu berjuang dengan kemacetan setiap hari,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Walaupun memiliki kekayaan hingga triliunan, Kheng Hong tidak seperti para jutawan umumnya. Ia mengungkapkan tidak memiliki 5 hal seperti: kantor, pelanggan layaknya para pebisnis atau marketing perusahaan, karyawan, bos, dan utang satu rupiah pun. Bahkan, semua properti yang ia miliki dibeli secara tunai.

“Saya hanya punya 1 supir, 2 pembantu dan 1 penjaga vila. Tapi saya tidak punya sekretaris. Saya mengkliping dan mem-filing artikel-artikel tentang pasar modal dari koran setiap hari,” ujarnya.

Ia tidak memiliki utang satu rupiah pun dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini dikarenakan ia tidak berinvestasi di bank untuk jangka panjang. Padahal, dia bekerja di sektor perbankan lebih dari 17 tahun.

Lo Kheng Hong menilai investasi di bank bisa membuat uang yang dia miliki tergerus oleh inflasi. “Karena bunga kecil, sedangkan harga-harga naik. Menurut saya orang yang menaruh uang di bank membuat dirinya miskin pelan-pelan karena inflasi terus,” ujar Kheng Hong dikutip dari tayangan YouTube Econand, Jumat, 30 Juli 2021.

GERIN RIO PRANATA

Baca Juga: Emoh Beli Saham Bukalapak, Lo Kheng Hong: Valuasinya Sangat Mahal

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

22 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

3 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

4 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

7 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya