IESR: Indonesia Fokus Pemulihan Ekonomi Dibanding Perubahan Iklim

Reporter

Antara

Sabtu, 31 Juli 2021 14:25 WIB

Perahu pinisi bersandar di sekitar Pulau Kalong, Nusa Tenggara Timur, 2 Juli 2021. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) "Kilau Digital Flores, Sumba, Timor dan Alor (Flobamora)" dapat memberikan hasil yang nyata guna mendukung pemulihan ekonomi nasional pascapandemi, serta mendukung pemulihan pariwisata nasional, khususnya destinasi super prioritas Labuan Bajo. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Essential Services Reform atau IESR memandang target penurunan emisi karbon di Indonesia masih belum selaras dengan kesepakatan Paris.

Program Manager Ekonomi Hijau IESR Lisa Wijayani mengatakan dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) dan Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) 2050 yang baru saja dirilis pemerintah cenderung memfokuskan pemulihan ekonomi ketimbang pemulihan iklim.

“Untuk menjadi negara maju, Indonesia harus mampu memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat dan didukung oleh ketahanan iklim yang sangat kuat," kata Lisa Wijayani dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 31 Juli 2021.

Pemerintah akan menyampaikan dokumen NDC dan dokumen LTS-LCCR 2050 dalam pertemuan COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 31 Oktober sampai 12 November 2021.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan kedua dokumen itu disusun berdasarkan kondisi realitas ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah lebih fokus pada upaya pemulihan ekonomi demi mencapai Visi Indonesia 2045 menjadi negara maju.

"Krisis iklim perlu mendapat perhatian serius karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi pembangunan manusia, kemajuan perekonomian, dan pemerataan sosial,” ujar Lisa.

IESR mengungkapkan dokumen LTS-LCCR 2050 masih menempatkan batu bara sebagai sumber listrik. Hal itu terlihat dari masih adanya porsi yang besar pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), serta mengandalkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) untuk menurunkan emisi.

Teknologi itu dipandang masih mahal dengan capital expenditure lebih besar dari 4.200 dolar AS per kilowatt. Terdapat pula faktor teknis dan ekonomis, sehingga kelayakannya dipertanyakan dibandingkan opsi pembangkit energi terbarukan.

Selain itu, penggunaan teknologi CCS/CCUS pada PLTU justru akan membuat biaya investasi di PLTU meningkat 74 persen yang berpengaruh terhadap kenaikan biaya pembangunan pembangkit listrik.

Kajian IESR berjudul deep decarbonization of Indonesia’s energy system: a pathway to zero emissions menemukan bahwa Indonesia bisa mencapai nol emisi di sistem ketenagalistrikan pada tahun 2045 dan sistem energi pada tahun 2050 dengan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan.

Baca Juga: Diskon Listrik Dihentikan, IESR: Ekonomi Mulai Pulih, Stimulus Tidak Lagi Valid

Berita terkait

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

6 menit lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

7 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

9 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

14 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya