Faisal Basri Sangsi Kimia Farma Tak Cari Keuntungan dari Vaksinasi Berbayar
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 14 Juli 2021 16:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri mengomentari pernyataan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. yang mengklaim tak mencari keuntungan dari program Vaksinasi Gotong Royong Individu alias vaksinasi berbayar untuk individu.
Menurut dia, apabila perseroan memang tak mencari untung, sebaiknya menjadi operator vaksinasi pemerintah untuk mempercepat kekebalan kelompok.
"Jika tak cari untung, jadi operator vaksinasi saja untuk mempercepat herd immunity. Dulu ngakunya sebagai peluang bisnis," cuit Faisal Basri dalam akun Twitter-nya, @FaisalBasri, Rabu, 14 Juli 2021.
Apalagi, kata Faisal Basri, marjin vaksin untuk vaksinasi Gotong Royong sudah dipatok 20 persen. Adapun jasa layanan vaksinasi marjinya 15 persen. Ia pun menduga program vaksinasi Gotong Royong Individu tersebut adalah langkah penyelamatan stok vaksin lantaran vaksin berbayar untuk korporasi seret.
"Akui sajalah dengan jujur. Stok vaksin berbayar sebentar lagi mendekati 15 juta dosis. Target vaksin berbayar korporasi yang dikoordinir Kadin seret. Jadi harus ada langkah penyelamatan stok vaksin," tutur Faisal.
Dalam utasnya, Faisal pun mengaku sempat mengusulkan agar pemerintah membeli stok vaksin yang dikelola BUMN. Namun, usulan itu, menurut dia, ditolak oleh pemerintah lantaran harganya kemahalan dan pemerintah bisa membeli dengan lebih murah.
<!--more-->
"Menurut Menteri Kesehatan, vaksin yang dikuasai BUMN didapat berdasarkan business to business murni. Barang publik kok diprivatisasi? Ya salah pemerintah sendiri. Sedari awal memang pemerintah yang membuka opsi bisnis kok. Vaksinasi dianggap sebagai peluang bisnis oleh BUMN," kata dia.
Faisal mengatakan produsen vaksin tentu saja mengenakan harga lebih mahal kalau untuk motif business to business. Karena itu, pengadaan harus terpusat oleh pemerintah, supaya daya tawarnya tinggi.
"Ini yang kerap saya katakan sebagai wujud ungoverned government atau pemerintah yang tidak amanah," ujar Faisal.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno, mengatakan tujuan perseroan menggelar vaksinasi adalah untuk mendukung percepatan dan perluasan vaksinasi gotong royong, bukan untuk komersialisasi.
"Pada prinsipnya kami mendukung. Tidak ada komersialisasi atau sebagainya. Semuanya sudah terbuka, dari sisi komponen harga dan sebagainya. Sudah dilakukan review oleh lembaga independen," ujar Ganti dalam konferensi pers, Ahad, 11 Juli 2021.
Baca: Kimia Farma Layani Vaksinasi Berbayar, Faisal Basri: Jualan Vaksin Tindakan Biadab