Mengapa Chatib Basri Anggap Lockdown Tidak Tepat Jika Diterapkan di RI?

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 3 Juli 2021 16:01 WIB

Chatib Basri. ANTARA/Dhoni Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan, kebijakan lockdown tidak tepat jika diterapkan di negara seperti Indonesia dan India. Risiko kesenjangan sosial semakin tinggi, bantalan sosial yang perlu disiapkan juga sangatlah besar.

“Jadi ada risiko inequality, kita harus mengantisipasi pemulihan ekonomi pada masa mendatang,” tuturnya dalam video conference, Sabtu, 3 Juni 2021.

Menurut dia, dunia saat ini menghadapi krisis kesehatan yang berujung pada krisis ekonomi. Namun, permasalahan utamanya adalah tidak ada satupun negara yang dapat menebak kapan pandemi akan berakhir.

Oleh karena itu, pemulihan ekonomi akan sangat bergantung pada kemampuan negara dalam menangani dan mengendalikan pandemi Covid-19.

Chatib mengatakan di beberapa negara, misalnya di Cina dan Vietnam, pemerintahnya mampu mengendalikan Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara tersebut pun terdorong.

Namun, tidak semua negara dapat menerapkan kebijakan yang sama. Menurut Chatib, akan sulit, misalnya bagi India dan Indonesia untuk menerapkan lockdown.
<!--more-->
Alih-alih kasus Covid-19 berhasil dikendalikan, penerapan lockdown dikhawatirkan memiliki dampak jangka panjang terhadap ekonomi, terutama jika pandemi berlangsung sangat lama.

Pasalnya, aturan lockdown dinilai akan menimbulkan kesenjangan yang lebih besar bagi masyarakat kelas menengah ke atas dan menengah ke bawah, kecuali jika pemerintah mampu menyediakan bantalan sosial yang besar.

“Concern terbesar saya adalah kurva pemulihan yang berbentuk K, karena yang dapat bertahan dalam krisis adalah yang beruntung, yang memiliki cukup tabungan, tetapi tidak untuk yang tidak beruntung,” kata Chatib Basri.

BISNIS

Baca juga: Chatib Basri: Belanja Masyarakat Menengah Bawah Kembali ke Kondisi Pra Pandemi

Berita terkait

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

7 jam lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

9 jam lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

13 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya