Lonjakan Covid, Peretail Cerita Omzet Penjualan Sempat Anjlok Akibat Pengetatan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 20 Juni 2021 13:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. Fernando Repi, menceritakan panjang lebar soal pengetatan aktivitas masyarakat merespons lonjakan kasus Covid-19 yang pernah dilakukan pada kuartal kedua tahun lalu.
Saat di awal pandemi, kata Repi, dari 28.000 sampai 30.000 jenis produk yang diperdagangkan, hanya 6.000 sampai 8.000 jenis yang laku. "Terbayang bagaimana uangnya berputar jika pembatasan diterapkan dengan ketat?” katanya, Jumat, 18 Juni 2021.
Ia menyebutkan Hypermart sebagai salah satu yang ikut terpukul dengan pembatasan kegiatan tersebut. Terlebih di industri retail, turunnya jumlah pengunjung dan berimbas pada koreksi volume transaksi penjualan, pada akhirnya akan menimbulkan kemacetan perputaran stok barang.
“Retail ini kuncinya di inventori dan transaksi. Kalau kunjungan dan daya beli menurun, inventorinya bisa tinggi," tutur Repi. "Meski transaksi turun tetapi inventori jalan, sebenarnya tidak apa."
Yang jadi masalah, menurut dia, jika inventori berhenti dalam waktu lama. "Mandek sebulan, artinya mati (perputaran) uangnya di situ,” ucap Repi.
Lebih jauh ia menjelaskan, durasi maksimum perputaran barang di ritel adalah 30 sampai 45 hari. Durasi tersebut menjadi dasar penilaian apakah penjualan berjalan baik.
<!--more-->
Oleh karena itu, Repi berharap pemerintah tetap memberi izin peretail modern untuk beroperasi tanpa pembatasan yang ketat demi memperkecil risiko mandeknya pergerakan inventori. Meskipun belakangan ini kasus positif Covid-19 kembali melonjak di banyak daerah.
Di sisi lain, penjualan lewat gerai MPPA masih menjadi penyangga utama di tengah ketatnya persaingan penjualan secara daring. “Beri kesempatan ritel tetap beroperasi," tuturnya.
Pasalnya, kata Repi, industri retail selama ini telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat di toko offline. "Kami juga sudah bekerja sama dengan e-commerce, tetapi persaingan di e-commerce ini kan ketat. Sebisa mungkin kami harus mencari strategi yang tepat, mengatur harga yang tepat, dan menawarkan merchandise yang tepat untuk dijual di online,” ujarnya.
Sementara i tu, Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia Satria Hamid mengatakan Transmart bakal memastikan perputaran barang bakal dihitung dengan cermat. Perusahaan juga akan memastikan pelayanan tetap diberikan secara prima agar masyarakat tetap nyaman bertransaksi.
Transmart, kata Satria, secara cermat menghitung inventori dan mengelola perputaran barang dengan seefektif dan seefisien mungkin di tengah lonjakan kasus Covid yang terjadi saat ini. "PSBB yang ketat jelas berpengaruh ke retail, karena itu kami akan atur stoknya dan mengecek setiap hari perputarannya,” kata katanya.
BISNIS
Baca: Deposito 20,1 Miliar Raib, YLKI Sebut Klaim BNI soal Bilyet Palsu Tak Masuk Akal