Lonjakan Covid, Peretail Cerita Omzet Penjualan Sempat Anjlok Akibat Pengetatan

Minggu, 20 Juni 2021 13:00 WIB

Pengunjung berbelanja kebutuhan pokok di Hypermart Mall Ciputra Cibubur, Kota Bekasi, Jumat, 22 Mei 2020. Sebagian besar warga memilih ke pasar tradisional untuk mencari kebutuhan menjelang Idul Fitri. Tempo/Bintari Rahmanita

TEMPO.CO, Jakarta - Head of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. Fernando Repi, menceritakan panjang lebar soal pengetatan aktivitas masyarakat merespons lonjakan kasus Covid-19 yang pernah dilakukan pada kuartal kedua tahun lalu.

Saat di awal pandemi, kata Repi, dari 28.000 sampai 30.000 jenis produk yang diperdagangkan, hanya 6.000 sampai 8.000 jenis yang laku. "Terbayang bagaimana uangnya berputar jika pembatasan diterapkan dengan ketat?” katanya, Jumat, 18 Juni 2021.

Ia menyebutkan Hypermart sebagai salah satu yang ikut terpukul dengan pembatasan kegiatan tersebut. Terlebih di industri retail, turunnya jumlah pengunjung dan berimbas pada koreksi volume transaksi penjualan, pada akhirnya akan menimbulkan kemacetan perputaran stok barang.

“Retail ini kuncinya di inventori dan transaksi. Kalau kunjungan dan daya beli menurun, inventorinya bisa tinggi," tutur Repi. "Meski transaksi turun tetapi inventori jalan, sebenarnya tidak apa."

Yang jadi masalah, menurut dia, jika inventori berhenti dalam waktu lama. "Mandek sebulan, artinya mati (perputaran) uangnya di situ,” ucap Repi.

Advertising
Advertising

Lebih jauh ia menjelaskan, durasi maksimum perputaran barang di ritel adalah 30 sampai 45 hari. Durasi tersebut menjadi dasar penilaian apakah penjualan berjalan baik.

<!--more-->

Oleh karena itu, Repi berharap pemerintah tetap memberi izin peretail modern untuk beroperasi tanpa pembatasan yang ketat demi memperkecil risiko mandeknya pergerakan inventori. Meskipun belakangan ini kasus positif Covid-19 kembali melonjak di banyak daerah.

Di sisi lain, penjualan lewat gerai MPPA masih menjadi penyangga utama di tengah ketatnya persaingan penjualan secara daring. “Beri kesempatan ritel tetap beroperasi," tuturnya.

Pasalnya, kata Repi, industri retail selama ini telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat di toko offline. "Kami juga sudah bekerja sama dengan e-commerce, tetapi persaingan di e-commerce ini kan ketat. Sebisa mungkin kami harus mencari strategi yang tepat, mengatur harga yang tepat, dan menawarkan merchandise yang tepat untuk dijual di online,” ujarnya.

Sementara i tu, Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia Satria Hamid mengatakan Transmart bakal memastikan perputaran barang bakal dihitung dengan cermat. Perusahaan juga akan memastikan pelayanan tetap diberikan secara prima agar masyarakat tetap nyaman bertransaksi.

Transmart, kata Satria, secara cermat menghitung inventori dan mengelola perputaran barang dengan seefektif dan seefisien mungkin di tengah lonjakan kasus Covid yang terjadi saat ini. "PSBB yang ketat jelas berpengaruh ke retail, karena itu kami akan atur stoknya dan mengecek setiap hari perputarannya,” kata katanya.

BISNIS

Baca: Deposito 20,1 Miliar Raib, YLKI Sebut Klaim BNI soal Bilyet Palsu Tak Masuk Akal

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

15 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

7 hari lalu

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

Kemenkop UKM mengklarifikasi isu larangan warung Madura beroperasi 24 jam. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya