Restrukturisasi Kredit Turun jadi 82 T, Bos BNI: Sejumlah Sektor Mulai Pulih

Kamis, 17 Juni 2021 14:44 WIB

(Ki-Ka) Direktur Treasury dan International BNI, Henry Panjaitan, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, Direktur Bisnis Konsumer BNI, Corina Leyla Karnalies, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, dan Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir pada Public Expose BNI Tahun 2020 di Jakarta.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI, Royke Tumilaar menyebutkan nilai restrukturisasi kredit yang dilakukan pihaknya di masa pandemi sudah mulai menurun belakangan ini. Hal tersebut dinilai menggembirakan karena berarti sejumlah sektor sudah mulai pulih.

Royke menjelaskan, debitur dari sejumlah sektor seperti perantara keuangan, pertambangan dan penggalian sudah mulai pulih dari dampak pandemi. Sedangkan sektor konstruksi, listrik, gas, air, akomodasi, perdagangan dan pertanian disebut masih dalam proses pemulihan.

Adapun sektor yang masih belum pulih yaitu jasa-jasa transportasi perhotelan pergudangan. "Kami akan terus melakukan pemantauan debitur pada saat ini sehingga kami rutin untuk memantau fisikal kondisi dari debitur itu," kata Royke dalam rapat kerja dengan Komisi Dewan Perwakilan Rakyat hari ini, Kamis, 17 Juni 2021.

Dari catatan BNI diketahui akumulasi restrukturisasi atas kredit terdampak Covid-19 sejak pandemi Maret 2020 hingga Mei 2021 mencapai Rp 123 triliun kepada lebih dari 187.000 debitur. Adapun per Mei 2021, nilai outstanding restrukturisasi turun menjadi Rp 82 triliun.

BNI melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur UMKM dan nonUMKM. Untuk UMKM, akumulasi restrukturisasi kredit sekitar Rp 35 triliun kepada lebih dari 112.000 debitur. Saat ini outstanding restrukturisasi tersebut sudah menjadi Rp 21,1 triliun.

Advertising
Advertising

Untuk debitur nonUMKM, akumulasi restrukturisasi kredit BNI sebesar Rp 87,6 triliun dan diberikan ke 74.000 debitur. Saat ini, outstanding kredit sebesar Rp 61,1 triliun.

"Upaya restrukturisasi BNI telah memberikan hasil positif kepada keberlangsungan usaha para debitur baik UMKM maupun nonUMKM. Jadi, trennya mulai membaik," kata Royke.

Lebih jauh Royke memaparkan restrukturisasi paling banyak dilakukan di sektor perhotelan, restoran, perdagangan, yakni sekitar 27,3 persen. BNI juga melakukan restrukturisasi di sektor konsumsi sekitar 14,9 persen karena melambatnya pertumbuhan jumlah proyek di tengah pandemi. Berikutnya, sektor jasa-jasa juga direstrukturisasi karena mengalami penurunan omzet.

<!--more-->

Dari sisi kredit, BNI per Mei 2021 telah menggelontorkan KUR sebesar Rp 12,1 triliun kepada 121.150 debitur dengan sektor utama yakni pertanian, perdagangan, dan jasa-jasa. Selain itu, BNI mencairkan bantuan produktif usaha mikro (BPUM) sebesar Rp 2,6 triliun kepada 2,19 juta penerima.

Mayoritas penerima adalah pengusaha rumah tangga dan pemilik warung. BNI juga memberikan subsidi bunga UMKM sebesar Rp 79,9 miliar kepada 7.765 debitur yang diprioritaskan untuk sektor pertanian dan perdagangan.

Selanjutnya, pemberian subsidi bunga KUR sebesar Rp 975 miliar kepada lebih dari 292.000 debitur. BNI juga memberikan penjaminan kredit UMKM kepada lebih dari 3.100 debitur dengan nilai Rp 3,6 triliun yang mayoritas di sektor perdagangan, pertanian, dan industri.

Saat ini, kata Royke, penjaminan korporasi padat karya mencapai Rp 130 miliar kepada 2 debitur. "Namun, ini ada dalam pipeline dalam proses kami sekitar Rp 1,5 triliun," ucapnya.

BNI juga menyalurkan kredit yang bersumber dari dana pemerintah sebesar Rp 28,2 triliun kepada 150.000 debitur. Berikutnya ada penyaluran subsidi gaji sebesar Rp 7,7 triliun kepada 3,2 juta penerima serta berperan aktif menyalurkan Kartu Prakerja Rp 10 triliun sampai dengan Mei 2021 kepada 2,8 juta penerima.

Adapun penyaluran Bansos berupa sembako mencapai Rp 17,1 triliun kepada 7,9 juta penerima, serta PKH Rp 14,3 triliun kepada 4,2 juta keluarga penerima manfaat. Sementara outstanding KUR BNI sampai dengan Mei 2021 mencapai Rp 37,6 triliun atau naik sekitar 46,8 persen apabila dibandingkan dengan Mei 2020.

Royke memastikan bahwa BNI tetap hati-hati terhadap penyaluran KUR yang cukup agresif ini. "Tercatat NPL di kisaran 0,6 persen walaupun ada kualitas kredit yang cenderung turun 2,6 persen. Jadi, pra NPL 2,6 persen, NPL nya sendiri 0,6 persen."

BISNIS

Baca: Kronologi Lengkap Kasus Deposito Rp 20,1 Miliar di BNI Makassar yang Diduga Raib

Berita terkait

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

2 jam lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

10 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

1 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

1 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

1 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

2 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

2 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

2 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya