Dampak Taper Tantrum ke Sektor Keuangan RI, Ekonom Sebut Api dan Bahan Bakar

Kamis, 17 Juni 2021 03:49 WIB

Aktivitas pelayanan penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup berbalik menguat 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.625 per dolar AS pada Selasa (4/8) sore. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan perekonomian Indonesia sedang mengalami ancaman Taper Tantrum.

Taper Tantrum merupakan kebijakan mengurangi nilai pembelian aset, seperti obligasi atau quantitative easing (QE) oleh The Fed. Apabila hal tersebut terjadi, maka aliran modal akan keluar dari negara emerging market, termasuk Indonesia dan kembali ke AS sehingga dapat memicu gejolak pasar keuangan.

Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan sudah banyak pihak yang mengingatkan risiko ancaman Taper Tantrum, khususnya untuk Indonesia.

Dia mengingatkan risiko krisis sektor keuangan akan diperparah akibat utang nasional yang melonjak dibandingkan dengan dua tahun lalu.

“Itu juga salah satu faktor risiko yang perlu diperhatikan, bahwa exposure terhadap utang atau utang terhadap PDB [produk domestik bruto] meningkat secara pesat. Kalau ditambah dengan capital outflow, sektor keuangannya tidak akan bisa bertahan,” kata Yose Rizal kepada Bisnis, Rabu 16 Juni 2021.

Selain utang pemerintah, dia mengingatkan utang korporasi perlu diperhatikan, terutama utang milik BUMN. Utang pemerintah dan korporasi, kata dia, memberikan risiko tinggi terhadap sektor keuangan karena jumlah utang yang semakin tinggi. Tidak hanya itu, default risk dari utang korporasi kemungkinan cukup tinggi bahkan sebelum pandemi Covid-19.

Advertising
Advertising

Dia mengibaratkan utang korporasi sebagai bahan bakar. Sementara risiko Taper Tantrum seperti api yang dapat membakar, atau mengganggu sektor keuangan.

“Bahan bakarnya ini sudah ada. Tinggal menunggu apinya saja, dan risiko taper tantrum ini berpotensi menjadi api untuk membakar sektor keuangan yang sebenarnya memang sudah cukup bermasalah,” kata dia.

BACA: Sri Mulyani: Perusahaan Digital Mudah Hindari Pajak dengan Pindah Yurisdiksi

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

20 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

2 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

3 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya