Risma Dikomplain karena Banyak Dana Bansos Diterima Keluarga Lurah
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 15 Juni 2021 19:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Sosial Tri Rismaharini memperoleh sejumlah komplain dari masyarakat ihwal realisasi penyaluran dana bantuan sosial atau bansos untuk program keluarga harapan (PKH). Berdasarkan laporan yang ia dengar, dana bantuan ini banyak diterima oleh keluarga kepala desa atau lurah.
“Kami banyak dikomplain penerima manfaat karena undang-undang data (bansos) ada di pemerintah daerah. Pemerintah daerah minta ke desa dan kelurahan, itu keluarganya (penerima bansos) kepala desa keluarga lurah,” ujar Risma dalam webinar Badan Pemeriksa Keuangan, Selasa, 15 Juni 2021.
Risma menjelaskan saat ini Kementerian Sosial sedang melalukan pembenahan data terpadu kesejahteraan sosial atau DTKS. Pembenahan itu sekaligus meliputi pemetaan ulang daftar penerima program PKH yang sangat beragam.
Menurut Risma, unsur penerima bantuan PKH kini bermacam-macam. Ia mencontohkan ada penerima PKH yang anggota keluarganya merupakan kelompok disabilitas.
Dari pemetaan ini, ia menginginkan ada pengelompokan penyaluran bansos yang lebih rapi sehingga akan mempengaruhi jumlah penerimanya. Adapun data ini nantinya akan bisa diakses secara digital sehingga penerimanya secara terbuka dapat dipantau oleh siapa pun.
Proses pembenahan DTKS itu kini telah mencapai 90 persen. Risma berharap, setelah proses penyelerasan DTKS selesai, bansos dapat disalurkan kepada warga dengan tepat sasaran.
<!--more-->
Kementerian Sosial telah menyalurkan bansos program PKH untuk 10 juta keluarga hingga April 2021. Realisasi bansos saat ini mencapai Rp 13,96 triliun atau 48,63 persen dari total pagu Rp 28,7 triliun.
Adapun bansos program sembako atau BPNT telah tersalur sebanyak Rp 17,3 triliun (38,34 persen) dari total pagu Rp 45,1 triliun. Bantuan ini diterima 18,8 juta keluarga.
Untuk bansos tunai, Kementerian Sosial menyalurkan dana Rp 11,9 triliun untuk 10 juta keluarga sampai April 2021. Realisasi penyaluran ini telah mencapai 99,48 persen dari jumlah pagu Rp 12 triliun. Dengan demikian, total realisasi dana perlindungan sosial program pemulihan ekonomi nasional telah mencapai Rp 43,2 triliun atau 50,33 persen dari total pagi Rp 85,8 triliun.
BACA: Jawab Kritik Ekonom, Luhut: Work from Bali Itu Bansos dalam Bentuk Lain
FRANCISCA CHRISTY ROSANA