Luhut Soroti Lonjakan Impor Alat Kesehatan, Ini Respons Menkes
Reporter
Syaharani Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 15 Juni 2021 15:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merespons pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal rendahnya serapan belanja pemerintah untuk alat kesehatan dari dalam negeri dibandingkan impor.
Menurut Budi Gunadi, Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi penggunaan produk dalam negeri bidang alat kesehatan. Strategi ini disusun untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, terutama pada saat pandemi seperti sekarang agar sektor kesehatan di Tanah Air tetap tangguh.
“Kami dari segi sektor Kesehatan ingin memastikan semua bahan baku obat-obatan dan juga alat Kesehatan itu bisa diproduksi di dalam negeri,” kata Budi Gunadi dalam konferensi pers pada Selasa, 15 Juni 2021.
Ia lalu menjelaskan, pada akhir Desember tahun lalu ditugasi oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan program vaksinasi dan melakukan transformasi di sektor kesehatan. Hal tersebut harus segera dilakukan karena Indonesia kesulitan mendapatkan bahan baku untuk obat-obatan.
Begitu juga pemerintah sulit mendapatkan vaksin dan bahan bakunya. Bahkan ada kalanya, kata Budi Gunadi, vaksin yang sebelumnya sudah tertandatangani kontraknya akhirnya tertunda dikirim. Hal ini yang turut mempengaruhi bagaimana penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri.
Lebih jauh, Budi Gunadi menyebutkan, penyusunan strategi penggunaan produk dalam negeri khususnya untuk alat kesehatan itu meliputi strategi jangka pendek dan panjang. “Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan penggunaan produk berkoordinasi dengan LKPP dan Kemenkomarinves sesuai dengan arahan Menko,” ucapnya.
<!--more-->
Ia mencontohkan, strategi jangka pendek dalam menggenjot penggunaan produk kesehatan dalam negeri adalah dengan menerapkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan promosi alat kesehatan dalam negeri. Dalam hal ini, Kementerian, lembaga pemerintah pusat maupun daerah harus memprioritaskan pembelian obat dalam negeri.
Adapun strategi jangka panjang meliputi transfer pengetahuan dan teknologi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, dan pembangunan ekosistem riset dan pengembangan yang lebih baik bekerja sama Dikti.
Sebelumnya Luhut menyoroti tingginya impor alat kesehatan saat ini. Belanja alkes lokal yang tercatat di data belanja alkes melalui e-katalog periode 1 Mei 2020 dan 11 Juni 2021 lokal sebesar Rp 2,9 triliun dan alkes impor Rp 12,5 triliun.
"Jadi lima kali lebih besar (impor)," kata Luhut dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 15 Juni 2021.
Untuk itu, kata Luhut, perlu aksi afirmatif oleh pemerintah guna meningkatkan belanja alkes dalam negeri. Salah satu yang dilakukan pemerintah yaitu belanja minimal alkes lokal sebesar Rp 65 triliun.
SYAHARANI PUTRI | FAJAR PEBRIANTO
Baca: Jokowi Perintahkan Luhut cs Undang Investor Alat Kesehatan Masuk RI