APEC Akan Bahas Penghapusan Tarif Vaksin Covid-19 dan Produk Medis Terkait
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 6 Juni 2021 14:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri dari kelompok perdagangan Asia-Pasifik atau APEC berencana mendiskusikan proposal yang diajukan oleh Selandia Baru untuk menghapus tarif atas vaksin Covid-19 dan produk medis terkait lainnya. Hal ini dilakukan walaupun sejumlah anggota kelompok tersebut menganggap rencana itu terlalu ambisius.
Sebelumnya, Selandia sebagai tuan rumah penyelenggaraan APEC berharap agar 21 negara anggota kelompok itu menyetujui “pedoman praktik terbaik” tentang pergerakan vaksin dan produk medis terkait lain dalam konteks lintas batas. Hal itu diharapkan bisa mengurangi penundaan pengiriman vaksin yang lebih kuas.
Selandia Baru yakin kesepakatan itu akan menunjukkan bahwa APEC bersikap responsif dan relevan terhadap krisis yang dihadapi oleh dunia. “Distribusi vaksin yang sukses di kawasan kita akan menjadi penting bagi pemulihan kita,” kata Menteri Perdagangan Selandia Baru Damien O’Connor kepada wartawan dalam konferensi pers menjelang pertemuan tersebut, Ahad, 6 Juni 2021.
Saat ini tarif rata-rata APEC untuk vaksin terbilang rendah, yakni sekitar 0,8 persen. Meski begitu, barang-barang lain yang penting dalam rantai pasok vaksin menghadapi tarif yang lebih tinggi.
Sejumlah barang penting lain yang masuk dalam rantai pasok vaksin itu meliputi larutan alkohol, peralatan pembekuan, bahan pengemas dan penyimpanan, botol dan sumbat karet yang dikenai tarif rata-rata di atas 5 persen. Sedangkan tarif impor dapat mencapai 30 persen di beberapa ekonomi APEC.
Para pejabat senior telah melakukan diskusi sejak 18 Mei lalu dan menteri perdagangan mengadakan diskusi akhir dalam pertemuan virtual pada Sabtu. Setelah itu, pernyataan bersama akan dikeluarkan.
<!--more-->
Sebelumnya diketahui bahwa pertemuan-pertemuan APEC dalam beberapa tahun terakhir telah kesulitan untuk mencapai kesepakatan akibat perang dagang antara presiden Amerika Serikat pada saat itu, Donald Trump, dengan Cina. Namun belakangan Pemerintahan AS lewat Presiden Joe Biden telah menjanjikan pendekatan yang lebih multilateral.
“Apa yang telah saya dengar dari interaksi beberapa hari terakhir dengan rekan-rekan menteri dari kawasan APEC secara garis besar adalah kesepakatan bahwa kita perlu meningkatkan akses terhadap vaksin, meningkatkan pasokan vaksin,” kata Perwakilan Perdagangan AS Katherine Tai pada wartawan.
Para menteri APEC juga diperkirakan akan mendiskusikan dukungan terkait pengesampingan hak properti intelektual terhadap vaksin Covid-19, isu yang tengah dinegosiasikan di WTO.
India dan Afrika Selatan memimpin dorongan pengesampingan hak properti intelektual itu. O’Connor mengatakan terdapat sejumlah tantangan terkait produksi dan distribusi vaksin yang dapat diatasi guna memperbaiki pasokan di seluruh dunia, namun mendapatkan pengesampingan paten masih bisa menjadi kendala.
Setelah melihat semua tantangan itu, juga hak properti intelektual terhadap vaksin Covid-19, O'Connor yakin pada akhirnya akan ada konsensus yang dicapai di WTO. "Dan saya rasa sebagai ekonomi-ekonomi APEC, kami akan meminta agar hal tersebut dipertimbangkan dengan serius,” ujarnya.
ANTARA
Baca: KCIC Ungkap Soal Keinginan Jokowi Perpanjang Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya