Pembangunan Smelter di Papua, Menteri Bahlil: Akhir Bulan Ini Running
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 28 Mei 2021 18:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan pembangunan smelter di Papua segera terealisasi. Pasalnya saat ini sudah ada investor yang masuk di proyek peleburan tembaga tersebut.
"investor sudah ada dan kemungkinan bulan Juni kita bisa melakukan langkah-langkah peninjauan lapangan. InsyaaAllah, kami targetkan di akhir bulan ini kami bisa running atau paling lambat 2022 awal bisa jalan," kata bahlil dalam konferensi video, Jumat, 28 Mei 2021.
Bahlil mengatakan kementeriannya sudah berkomunikasi intens dengan MIND ID, Freeport dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ihwal pembangunan fasilitas itu. Nota kesepahaman antara investor dan pemerintah juga sudah diteken.
"Prinsipnya, saya sebagai anak yg berproses di Papua punya beban moral agar pembangunan di Papua bisa terjadi. Kita ingin Papua jadi bagian integral dari Indonesia yang bisa menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru," tutur Bahlil.
Bahlil mengatakan pembangunan smelter di Bumi Cendrawasih adalah mimpi besar dari orang Papua, bahkan sejak provinsi tersebut masih bernama Irian Jaya.
"Sejak saya masih SMP, orang Papua sudah memimpikan adanya smelter tembaga Freeport di Papua. Saya kuliah juga Kita juga punya mimpi yang sama. Lalu 2001 Irian Jaya menjadi Provinsi Papua, mimpi itu terus berkelindan agar smelter itu terwujud di Papua," ujar dia.
Sebelumnya, Bahlil menyatakan pihaknya bekerja sama dengan China ENFI Engineering Corporation (ENFI) dalam menggarap proyek peleburan atau smelter tembaga di Fakfak, Papua Barat.
<!--more-->
Kerja sama antara pemerintah Indonesia dan BUMN Cina itu dituangkan dalam Nota Kesepahaman tentang Proyek Peleburan (Smelter) Tembaga. Bahlil menyambut baik dan mengapresiasi China ENFI atas minat investasinya di industri smelter di Indonesia tersebut.
Dalam nota kesepahaman itu (MoU) disebutkan BKPM dan ENFI akan bekerja sama untuk membantu dan mendukung rencana investasi dan pembangunan peleburan tembaga yaitu katoda tembaga 400.000 ton per tahun yang akan dibagi menjadi dua tahap.
Dalam proyek ini, perusahaan lokal Indonesia yang akan dilibatkan sebagai mitra strategis yaitu PT Freeport Indonesia dan MIND ID.
Penandatanganan MoU ini segera ditindaklanjuti untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan. “Setelah nota kesepahaman ini ditandatangani, saya minta kita tidak lama-lama proses implementasi," kata Bahlil melalui keterangan pers, Selasa, 13 April 2021.
Ia menyatakan BKPM akan mendukung penuh dari sisi perizinan dan insentif fiskal yang dibutuhkan dalam proyek ini. "Nanti urusan perizinan dan insentif fiskal, BKPM yang akan bantu, selama proposal dari China ENFI adalah yang terbaik dan menguntungkan Freeport, China ENFI, dan Indonesia,” ucapnya.
Lebih jauh, Bahlil memaparkan, pemerintah Indonesia sangat serius mendukung rencana investasi yang diharapkan bisa menjamin ketersediaan suplai bahan baku yang akan disediakan oleh PT Freeport Indonesia. Suplai bahan baku yang dimaksud minimal sebanyak 800.000 ton per tahun.
CAESAR AKBAR | BISNIS
Baca: BKPM Gandeng BUMN Cina Bangun Smelter Tembaga di Fakfak Papua Barat