TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya bekerja sama dengan China ENFI Engineering Corporation (ENFI) dalam menggarap proyek peleburan atau smelter tembaga di Fakfak, Papua Barat.
Kerja sama antara pemerintah Indonesia dan BUMN Cina itu dituangkan dalam Nota Kesepahaman tentang Proyek Peleburan (Smelter) Tembaga. Bahlil menyambut baik dan mengapresiasi China ENFI atas minat investasinya di industri smelter di Indonesia tersebut.
Dalam nota kesepahaman itu (MoU) disebutkan BKPM dan ENFI akan bekerja sama untuk membantu dan mendukung rencana investasi dan pembangunan peleburan tembaga yaitu katoda tembaga 400.000 ton per tahun yang akan dibagi menjadi dua tahap.
Dalam proyek ini, perusahaan lokal Indonesia yang akan dilibatkan sebagai mitra strategis yaitu PT Freeport Indonesia dan MIND ID.
Penandatanganan MoU ini segera ditindaklanjuti untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan. “Setelah nota kesepahaman ini ditandatangani, saya minta kita tidak lama-lama proses implementasi," kata Bahlil melalui keterangan pers, Selasa, 13 April 2021.
Ia menyatakan BKPM akan mendukung penuh dari sisi perizinan dan insentif fiskal yang dibutuhkan dalam proyek ini. "Nanti urusan perizinan dan insentif fiskal, BKPM yang akan bantu, selama proposal dari China ENFI adalah yang terbaik dan menguntungkan Freeport, China ENFI, dan Indonesia,” ucapnya.
Lebih jauh, Bahlil memaparkan, pemerintah Indonesia sangat serius mendukung rencana investasi yang diharapkan bisa menjamin ketersediaan suplai bahan baku yang akan disediakan oleh PT Freeport Indonesia. Suplai bahan baku yang dimaksud minimal sebanyak 800.000 ton per tahun.