Astra Panjang Lebar Beberkan Masalah Pengembangan Mobil Listrik di Tanah Air

Rabu, 26 Mei 2021 14:23 WIB

Model berfoto di samping mobil 'hybrid electric vehicle' (HEV) Toyota Prius Gen-4 X-Ray yang ditampilkan di booth Toyota pada GIIAS 2019 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Jumat, 19 Juli 2019. ANTARA/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Head of Investor Relations PT Astra International Tbk. Tira Ardianti angkat bicara menanggapi ramai pembicaraan tentang pengembangan mobil listrik belakangan ini. Ia menilai pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air bukan hanya sekadar persoalan produksi, melainkan juga perlu diperhatikan kesiapan pasar menerima produk kendaraan tersebut.

"Ini bukan sekadar masalah memproduksi mobil listrik, tapi juga bagaimana kesiapan pasarnya dalam hal ini konsumen Indonesia," ujarnya, Selasa, 25 Mei 2021. Karena pada akhirnya, menurut Tira, nanti yang menentukan adalah konsumen Indonesia juga. "Mereka mau atau tidak (membeli) mobil listriknya."

Lalu, bagaimana dengan Astra?

Tira menjelaskan, perseroan akan terus mencermati perkembangan kendaraan listrik ke depan. Sebab, pada dasarnya, Astra bersama mitranya mendukung upaya pemerintah untuk melakukan elektrifikasi kendaraan.

Tapi yang tak kalah penting, menurut Tira, adalah kesiapan konsumen domestik. "Apakah bisa ada kendaraan listrik yang affordable yang mudah untuk dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia? Rasanya, itu salah satu tantangan yang mesti dijawab bersama oleh seluruh industri," katanya.

Advertising
Advertising

Lebih jauh, Tira menjelaskan, keberhasilan industri mobil listrik di negara lain pun itu tidak terlepas dari dukungan pemerintahnya. Industri di Cina, misalnya, berhasil menjual mobil listrik hingga 2 juta unit karena mendapat dukungan dan insentif dari pemerintah setempat.

<!--more-->

Apalagi, menurut dia, teknologi mobil listrik masih mahal khususnya bagaimana menekan biaya produksi baterai agar murah. "Jadi, teknologinya masih mahal, ongkos produksinya masih mahal. Kemudian, kalaupun mau dijual untuk bisa sampai pada suatu harga yang ekonomis kan harus memenuhi skala volume tertentu," tuturnya.

Oleh karena itu, pengembangan industri mobil listrik di Tanah Air seperti memancing perdebatan ayam atau telur yang harus ada terlebih dulu. "Untuk memenuhi suatu skala volume tertentu, affordability atau kemampuan daya beli masyarakatnya itu juga seperti apa," kata Tira.

Tak hanya itu, menurut dia, harus dipikirkan infrastruktur yang mendukung penerapan kendaraan listrik di dalam negeri, seperti untuk stasiun pengisian mobil listrik. "Mobil ada, tapi kalau untuk charging station-nya tidak tersedia, jadi susah juga."

Jadi, Tira menjelaskan, soal mobil listrik bukan hanya bicara tentang produksi atau menjualnya. "Tapi harus berpikir secara holistik, secara menyeluruh ketersediaan infrastrukturnya seperti apa," ujarnya.

Saat ini, kata Tira, Astra sebenarnya saat ini sudah memperkenalkan mobil-mobil atau kendaraan elektrifikasi. Bahkan, sudah sejak 2010 Toyota memperkenalkan mobil listrik.
Ke depan, Astra akan mencoba melokalisasi produk hybrid itu. "Artinya, sudah tidak perlu lagi diimpor, kalau bisa kita sudah bisa mulai produksi di Indonesia," katanya.

ANTARA

Baca: Bitcoin Jeblok Hingga ke Bawah Rp 574 Jutaan Usai Cina Larang Aset Kripto

Berita terkait

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

4 jam lalu

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

Penjaga Pantai Filipina berkomitmen menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan agar Beijing tidak bisa reklamasi.

Baca Selengkapnya

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

10 jam lalu

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

Seorang warga Cina berinisial YH diduga menambang bijih emas secara ilegal dan memproduksi emas batangan di bawah tanah di Kabupaten Ketapang

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

2 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

2 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

2 hari lalu

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan keuntungan nilai tambah hilirisasi nikel di Indonesia selama ini lebih banyak tersalur ke Cina.

Baca Selengkapnya

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

3 hari lalu

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

Perseteruan Cina dan Filipina memperebutkan dua fitur di Laut Cina Selatan kian sengit.

Baca Selengkapnya

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

3 hari lalu

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

Diplomat Cina disarankan angkat kaki dari Manila yang menggambarkan naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

3 hari lalu

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

Korlantas Polri akan mengerahkan 2.446 personel untuk membantu pengamanan World Water Forum di Bali

Baca Selengkapnya

Proyek Overpass, KAI Sumut Alihkan Lokasi Penjualan Tiket dan Akses Keluar-Masuk Penumpang di Stasiun Medan

4 hari lalu

Proyek Overpass, KAI Sumut Alihkan Lokasi Penjualan Tiket dan Akses Keluar-Masuk Penumpang di Stasiun Medan

Mulai 3 Mei 2024, dilakukan penyesuaian sementara alur layanan ticketing dan akses keluar-masuk penumpang untuk mendukung proses pembangunan overpass di Jalan Stasiun, Kota Medan. PT KAI Divre 1 Sumut memohon maaf kepada pelanggan yang menggunakan Stasiun Medan sebagai stasiun keberangkatan dan pemberhentian karena terjadi sedikit gangguan

Baca Selengkapnya