Cuitan Musk Bikin Geger Bitcoin, Berapa Emisi Karbon yang Dihasilkan Sebenarnya?

Minggu, 16 Mei 2021 11:06 WIB

Harga Bitcoin melejit ke Rp 650 juta setelah Tesla Inc membeli Bitcoin senilai US$ 1,5 juta atau Rp 21 triliun. Dalam dua hari, kenaikan Bitcoin mencapai sekitar 20,9 persen, di mana sebelumnya, Bitcoin dijual Rp 540 juta. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan CEO Tesla Inc. Elon Musk tak lagi menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran untuk pembelian mobil listriknya menjadi pokok pembicaraan sejumlah pihak belakangan ini. Selain karena berdampak pada harga sejumlah aset kripto, tapi juga saham perusahaan-perusahaan yang terkait cryptocurrency tersebut pun langsung jeblok.

Langkah Musk itu tak lepas dari bagaimana sejumlah investor Tesla bersama pemerhati lingkungan sebelumnya telah mengkritik soal bagaimana penambangan Bitcoin sangat haus energi.

Hal ini pula yang menimbulkan kekhawatiran bahan bakar tak terbarukan akan terus-terusan masif digunakan dan bertolak belakang dengan semangat mobil listrik yang seharusnya ramah lingkungan.

Akhirnya, pada Rabu lalu, 12 Mei 2021, Elon Musk menyebutkan, penggunaan batu bara menyumbang emisi terburuk dibandingkan sumber bahan bakar yang ada selama ini.

Lalu, seberapa kotorkah mata uang digital ini sebenarnya?

Advertising
Advertising

Tak seperti mata uang tradisional yang umum dikenal sebelumnya, Bitcoin berbentuk virtual dan tidak terbuat dari kertas, plastik, atau logam. Namun begitu, mata uang digital ini sangat haus energi karena pembuatannya butuh banyak komputer berkapasitas besar di seluruh dunia.

Saat ini, kebutuhan energi dalam penambangan Bitcoin setara yang digunakan oleh negara Belanda pada tahun 2019. Data itu ditunjukkan oleh University of Cambridge dan the International Energy Agency.

Namun sejumlah pendukung Bitcoin berdalih bahwa sistem keuangan eksisting dengan jutaan tenaga kerja dengan komputer dan kantor berpendingin udara saat ini pun menggunakan energi listrik yang sangat besar.

<!--more-->

Kini Bitcoin tercatat sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia dan mulai diterima oleh sejumlah perusahaan besar Amerika Serikat dan perusahaan finansial.
Dengan semakin banyak permintaan akan uang digital itu, semakin tinggi harganya, dan penambangan Bitcoin dipastikan bakal semakin membutuhkan lebih banyak komputer dan energi.

Bitcoin diproduksi oleh sejumlah komputer bertenaga listrik tinggi yang beradu kecepatan dalam memecahkan teka-teki matematika yang kompleks. Rangkaian proses yang harus dilalui cukup panjang dan sangat haus energi. Proses itu sering kali tergantung pada bahan bakar fosil, terutama batu bara.

Dalam studi ilmiah Joule pada tahun 2019 disebutkan, terus meningkatnya produksi Bitcoin diperkirakan bakal menambah 22-22,9 juta metrik ton emisi karbon dioksida per tahun. Angka itu setara dengan emisi yang dihasilkan oleh Yordania dan Sri Lanka.

Walhasil, sejumlah kalangan semakin mengkhawatirkan semakin besarnya emisi yang dihasilkan oleh pertambangan Bitcoin itu.

Oleh sebab itu, industri cryptocurrency belakangan terus berupaya memitigasi dampak lingkungan dari pertambangan tersebut. Selain itu, belakangan juga muncul dorongan kepada lebih banyak korporasi besar yang masuk di pasar kripto untuk bisa memberikan insentif bagi produksi Green Bitcoin yang menggunakan energi terbarukan.

Data dari University of Cambridge's Centre for Alternative Finance menunjukkan sebanyak 70 persen pertambangan aset kripto di dunia ini berasal dari Cina. Sayangnya mereka tak tergerak untuk menggantikan bahan bakar fosilnya ke sumber energi terbarukan dalam pertambangan Bitcoin.

Dalam menambang Bitcoin, mereka hanya menggunakan energi terbarukan, terutama hydropower untuk musim hujan. Sisanya, mereka memilih menggunakan batu bara sebagai sumber energi.

REUTERS

Baca: Cuitan Elon Musk Juga Bikin Saham Terkait Bitcoin Ambrol Berjamaah

Berita terkait

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

4 jam lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

9 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

5 hari lalu

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

Berdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13 persen.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

6 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

6 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

7 hari lalu

Wanita Korsel Ditipu Elon Musk Palsu Lewat Deepfake, Rugi Rp 811 Juta

Elon Musk palsu menipu seorang wanita di Korea Selatan dengan menggunakan aplikasi deepfake. Bagaimana modusnya?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

9 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

10 hari lalu

Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

Awal bulan ini, Elon Musk mengatakan bahwa Tesla akan meluncurkan robotaksi pada tanggal 8 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

10 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya