IHSG Bakal Kembali Melemah Hari Ini, Berikut Analisis Samuel Sekuritas Indonesia

Senin, 3 Mei 2021 10:14 WIB

Layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2021. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona merah dengan pelemahan 1,66 persen atau 106,76 poin ke level 6.307,13. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG bakal kembali melemah pada hari ini. Indeks diperkirakan cenderung melemah ke kisaran 5.944-6.100, masih dalam sentimen konsolidasi di kisaran 5.850-6.070-6.100.

"Spread UST-SUN turun kembali, UST kembali naik. Untungnya CDS masih stabil," kata Senior Techical Portfolio Advisor Samuel Sekuritas Indonesia, M Alfatih, dalam keterangan tertulis, Senin, 3 Mei 2021.

Indeks IDXBASIC dan IDXENER, kata Alfatih, sedang uji resistance untuk mengonfirmasi pola bullish. IDX BASIC dengan pola falling wedge, selama bertahan di atas 1.230, punya target kenaikan teoritis ke sekitar 1.320. Sektor ini terutama saham saham mineral.

Alfatih berujar IDXENER akan menguji level 750, mengubah pola down channel menjadi uptrend ke arah target teoritis 775790. "Sebagian besar indeks sektoral lainnya, masih cenderung melemah atau konsolidasi."

Berikut ini adalah rincian perkiraan pergerakan sejumlah saham yang bisa menjadi perhatian.

Advertising
Advertising

PT Astra International Tbk alias ASII menguat dalam konsolidasi di kisaran saat ini ada di 5.350-5.675. Pola Maret-Mei 2021, menurut Alfatih, dapat menjadi pola bullish jika harga menembus 5.825, yang jika berhasil maka resistance kuat di sekitar 6.400.

PT Medco Energi Internasional Tbk alias MEDC, tutur dia, menembus trendline pola sejak Januari 2021. Selama tidak tembus level 640, maka target teoritis dari harga saham ini adalah di level 725-750.

Umumnya, Alfatih mengatakan setelah break sering terjadi koreksi. "Namun koreksi masih normal asal tidak tembus kembali ke bawah 640. Pola downchannel Januari-Mei 2021 memberi target teoritis ke 725-750," kata Alfatih.

PT Aneka Tambang Tbk alias ANTM sedang membentuk tren naik. Namun, Alfatih berujar saham ini harus melampaui level 2.530, lalu 2.670.

Pola down channel sejak Januari 2021 mulai diuji trendline-nya setelah konsolidasi dan berpeluang jadi rounding bottom. "Resistance yang harus diuji di 2.530, lalu 2.670. Dan jika berhasil maka TP 2.950-3.280," kata dia.

Adapun saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk alias JPFA masih tertahan resistance di area 2.100-2.200, dan support 2.100. Jika mampu melampaui batas atas itu, maka saham tersebut akan melanjutkan tren naik dengan pola sejak Februari 2021.

Pada akhir pekan lalu, IHSG tidak berhasil kembali ke level 6.000 pada akhir sesi kedua perdagangan dengan berada di level 5.995, hanya sedikit lebih tinggi dari posisinya di akhir sesi pertama di level 5.993. Sebanyak 199 saham menguat, 283 saham melemah, dan 171 saham stagnan pada perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,8 triliun.

Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.

Baca: IHSG Gagal Kembali ke Level 6.000, Samuel Sekuritas: Net Buy Asing Cukup Banyak

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

1 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

5 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

5 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

5 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

6 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

8 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

8 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

8 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

12 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya