Wamen BUMN Beberkan 3 Penyebab Utama Permasalahan Jiwasraya

Rabu, 28 April 2021 20:08 WIB

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan kata sambutan saat mengikuti penandatanganan Conditional Merger Agreement untuk Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN di Jakarta, Senin 12 Oktober 2020. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo membeberkan tiga penyebab utama permasalahan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pertama, yaitu tidak selesainya permasalahan fundamental.

"Masalah likuiditas dan solvabilitas sejak lama dan tidak pernah diselesaikan dengan solusi yang dapat memperbaiki fundamental perusahaan," kata Kartika dalam peluncuran Indonesia Financial Group (IFG) Progress secara virtual, Rabu, 28 April 2021.

Dalam menyelesaikan masalah solvabilitas, kata dia, manajemen lama perseroan hanya mengambil kebijakan sementara dengan melakukan window dressing laporan keuangan melalui kebijakan reasuransi dan revaluasi aset sejak 2008-2017.

Sedangkan untuk menyelesaikan masalah likuiditas, manajemen menerbitkan produk asuransi yang bersifat investasi dan bergaransi bunga tinggi. Hal itu berdampak buruk untuk kondisi perusahaan ke depannya.

Masalah kedua, yaitu tata kelola perusahaan yang lemah, seperti kegiatan investasi yang ceroboh. Hal tersebut tergambar dari tidak adanya arah portofolio yang mengatur investasi maksimum pada aset risiko tinggi.

"Adanya reckless investment activities. Tidak ada portfolio guideline yang mengatur investasi maksimum pada high risk asset, sehingga dengan kondisi pasar saat ini mayoritas aset investasi tidak dapat diperjualbelikan," kata dia.

Masalah ketiga, yaitu tekanan likuiditas pada produk savings plan. Masalah tersebut merupakan hasil akumulasi dua persoalan sebelumnya. Hal itu berdampak pada kepercayaan nasabah semakin tertekan yang menyebabkan naiknya pencairan polis dan menurunnya penjualan.

"Kemudian tidak ada backup asset yang cukup untuk memenuhi kewajiban dengan rasio kecukupan investasi hanya 28 persen pada 2017," ujar Kartika.

Dia mengatakan tekanan likuiditas dan melemahnya solvabilitas tercermin pada kondisi keuangan Jiwasraya pada 2020. Di mana, terlihat nilai liabilitas polis cenderung naik dengan nilai mencapai Rp 54,4 triliun.

Kondisi aset, kata dia, juga tercatat berkualitas buruk dan mayoritas tidak likuid dengan nilai total hanya mencapai Rp 15,7 triliun. Sedangkan delay payment, relatif sangat besar mencapai Rp 20 triliun.

Dengan kondisi aset yang berkualitas buruk dan pengelolaan produk yang tidak optimal itu, kata dia, membuat Jiwasraya memiliki defisit ekuitas sebesar Rp 38,6 triliun."Nilai yang sangat fantastis. Sedangkan, RBC (Risk Based Capital) 1.003,7 persen padahal batas minimal OJK 120 persen," kata Kartika Wirjoatmodjo.

Baca Juga: Wamen BUMN: Jiwasraya Tidak Akan Beroperasi Sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Lagi

Berita terkait

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

12 jam lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

17 jam lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

1 hari lalu

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (IDX: BNGA) mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal I tahun ini.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

2 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

2 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

2 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

3 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

5 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya