Sri Mulyani: Dampak Covid-19 bagi Perempuan Luar Biasa Berat
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 23 April 2021 11:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak sosial dan ekonomi yang lebih besar bagi perempuan. Di tengah angka partisipasinya tidak terlampau meningkat di dunia kerja, mereka menghadapi pukulan ganda karena krisis wabah telah memberikan tekanan bagi sektor UMKM yang pekerjanya didominasi perempuan.
“Di sektor informal, di UMKM, 93 persen pekerjanya adalah perempuan. Pelakunya juga bahkan perempuan. Ini menggambarkan Covid-19 memberikan dampak luar biasa lebih besar dan lebih berat berat kepada perempuan yang perlu direspons dalam policy pemerintah,” ujar Sri Mulyani dalam diskusi Tempo bertajuk ‘Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi’, Jumat, 23 April 2021.
Perempuan juga harus menghadapi situasi yang tidak normal akibat pembatasan-pembatasan kegiatan. Saat pola aktivitas berubah dan mendorong pekerja untuk melakukan kegiatan dari rumah alias work from home, perempuan pun menjalankan peran yang bertumpuk.
Dari sisi kesehatan, perempuan menjadi kelompok yang rentan terpapar virus corona. Musababnya, mereka menduduki porsi 70 persen dari total tenaga medis di Indonesia. Melihat dampak yang besar bagi perempuan dari krisis pandemi, Sri Mulyani mengatakan pemerintah harus memberikan perhatian besar dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kelompok tersebut.
Dalam penanganan pandemi Covid-19, tutur dia, pemerintah telah menggelontorkan anggaran untuk belanja tenaga kesehatan yang salah satu tujuannya melindungi kelompok perempuan di garda depan. Pemerintah juga meningkatkan fasilitas kesehatan, memberikan insentif bagi tenaga medis, dan memprioritaskan pemberian vaksin untuk mendukung kinerja mereka.
<!--more-->
“Lalu dukungan dan bantuan sosial atau perlindungan sosial juga ditujukan bagi perempuan,” kata Sri Mulyani.
Pada 2020, Sri Mulyani berujar pemerintah meningkatkan dana bantuan sosial menjadi Rp 220 triliun. Bansos ini menjangkau lebih dari 10 juta keluarga harapan yang mayoritas diterima oleh perempuan.
Untuk menjaga partisipasi perempuan di dunia kerja, khususnya sektor informal, Sri Mulyani melanjutkan pemerintah telah menggelontorkan beragam subsidi kepada para pelaku UMKM. Subsidi seperti bantuan produktif, relaksasi kredit usaha rakyat, dan bantuan bagi pelaku usaha ultra-mikro diklaim telah menjangkau 12 juta sasaran.
“Jadi respons terhadap adanya Covid-19 ini harus fleksibel, tapi juga melihat aspek gender, kemudian transformasi teknologi harus diakselerasi,” ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap perempuan bisa terus memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi. Apalagi, di kawasan Asia Pasifik, nilai tambah perekonomian atas kontribusi perempuan bisa meningkat hingga 26 persen.
Baca: Sri Mulyani: Anggaran Pembangunan Ibu Kota Negara pada 2021 Sebesar Rp 1,7 T