Sucor Sekuritas: Skenario Optimistis Valuasi Bank Jago Capai Rp 20.800 per Saham
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 April 2021 16:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sucor Sekuritas mengeluarkan tiga skenario valuasi PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berdasarkan seberapa luas bank menjangkau calon pelanggannya. Valuasi startup fintech biasanya dihitung berdasarkan penggunanya yang mana di negara maju berkisar dari US$ 1.200 per pengguna, sedangkan di negara berkembang US$ 295 per pengguna.
Dikutip dari riset yang dirilis per Senin, 19 April 2021, Sucor Sekuritas melihat Bank Jago sebagai pionir bank dengan ekosistem digital yang kuat dan menjadi penantang baru di sektor perbankan. Pada skenario optimistis, Sucor Sekuritas memproyeksikan harga saham Bank Jago dapat mencapai Rp 20.800 per saham.
Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 21 April 2021, saham Bank Jago berada di level Rp 10.775 atau turun 0,23 persen dari harga penutupan hari sebelumnya. Di level harga itu, artinya harga saham Bank Jago melonjak 294,12 persen dalam enam bulan terakhir.
Adapun skenario valuasi Bank Jago tersebut didasarkan pada seberapa luas bank dapat menjangkau calon pelanggannya. Valuasi startup fintech biasanya dihitung berdasarkan penggunanya yang mana di negara maju berkisar dari US$ 1.200 per pengguna, sedangkan di negara berkembang US$ 295 per pengguna.
Secara umum, Sucor Securitas memiliki tiga skenario valuasi saham Bank Jago. Pertama adalah skenario konservatif yang memperkirakan Bank Jago hanya dapat melakukan penetrasi maksimal 80 persen dari basis pelanggan Gojek dengan 30 juta pengguna. Dalam hal ini, Bank Jago diskenariokan kesulitan untuk memperluas jangkauannya di luar ekosistem Gojek.
Hal tersebut yang akan kemudian membatasi basis pelanggan Bank Jago hanya sekitar 24 juta orang. Dengan asumsi nilai rata-rata per pengguna sebesar US$ 295, maka valuasinya sekitar US$ 7,1 miliar atau Rp 102,7 triliun (setara dengan Rp 7.400 per share) untuk Bank Jago.
Skenario kedua adalah yang lebih memungkinkan. Analis memperkirakan Bank Jago dapat memanfaatkan ekosistem Gojek dan Tokopedia. Baik Gojek dan Tokopedia dilaporkan tengah menyelesaikan merger US$ 18 miliar dengan kesepakatan itu diharapkan akan diumumkan paling awal pada 21 April.
<!--more-->
Penggabungan itu bisa memberikan potensi yang sangat besar bagi Bank Jago karena Tokopedia memiliki pengguna aktif bulanan yang sangat besar tembus 90 juta. Tokopedia juga tercatat sebagai situs e-commerce terbesar kedua di Indonesia setelah Shopee berdasarkan jumlah pengguna aktif.
Hal ini dapat membantu meningkatkan nilai transaksi melalui Bank Jago. Dengan asumsi bahwa Bank Jago dapat mendaftarkan 50 juta pengguna (60 persen dari pengguna aktif bulanan Tokopedia) dengan nilai yang sama per pengguna US$ 295, valuasinya bisa mencapai US$ 14,8 miliar atau Rp 213,9 triliun (setara dengan Rp 15.435 per saham).
Sementara skenario ketiga atau optimistis. Analis melihat potensi pengguna dapat mencapai 160 juta, yang sebagian besar terdiri dari populasi berusia antara 15 - 49 tahun (internet-savvy population). Atau melihat total angkatan kerja menurut data Bank Dunia yang mencapai hampir 135 juta orang.
Dalam skenario ini, Bank Jago diasumsikan bisa menguasai 45 persen dari pangsa pasar ini, meniru kesuksesan Bank Kakao Korea Selatan. Bank Jago diproyeksikan bisa meningkatkan basis pelanggannya menjadi 67,5 juta pengguna sehingga memenuhi syarat untuk valuasinya US$ 20 miliar atau Rp 288,7 triliun atau Rp 20.800 per saham.
Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menyebutkan, skenario tersebut bisa jadi terlihat terlalu optimistis. Meski begitu ia yakin hal tersebut bisa tercapai.
"Ambil contoh Bank Rakyat Indonesia (BBRI), perbankan dengan jaringan yang lengkap melalui cabang yang luas telah berhasil melayani total 80 juta nasabah pada tahun 2020," kata Edward dalam risetnya.
Dengan mempertimbangkan ketiga skenario di atas, analis Sucor Sekuritas sampai pada target harga saham Rp 15.000 berdasarkan 30 persen kemungkinan Bank Jago memenuhi skenario konservatif, 50 persen dari skenario yang lebih mungkin, dan 20 persen peluang untuk skenario optimistis. Harga target ini menyiratkan proyeksi PB 25 kali pada 2021.
BISNIS
Baca: BFI Finance dan Bank Jago Beri Penjelasan Soal Isu Akuisisi