Menhub: 3-4 Orang Meninggal Tiap Jam Akibat Kecelakaan Lalu Lintas
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 20 April 2021 10:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyoroti tingginya angka kecelakaan lalu Lintas di Indonesia.
Menyitir data Korps Lalu-lintas Polri pada 2019, Budi Karya mengatakan kecelakaan yang melibatkan semua moda transportasi darat rata-rata menyebabkan 3-4 orang meninggal tiap jam dalam sehari.
“Kalau kita bicara kerugian rupiah itu luar biasa. Ini memang harus kita amati secara saksama karena ada 29 ribu kecelakaan fatal yang mengakibatkan meninggal dunia, berarti 3-4 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan lalu-lintas,” ujar Budi Karya dalam webinar, Selasa, 20 April 2021.
Budi Karya menjelaskan, mayoritas korban kecelakaan lalu lintas merupakan masyarakat berusia produktif dengan rentang 15-64 tahun. Sedangkan korban dengan usia 0-14 tahun berjumlah 12 persen dan lebih dari 65 tahun sebanyak 11 persen.
Berdasarkan data 2018, kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor tercatat mendominasi dengan kontribusi sebesar 72,4 persen. Angka kecelakaan tertinggi diikuti kendaraan mobil sebesar 15 persen; truk 8 persen; lain-lain 6,5 persen; bus 2 persen; dan sepeda 1 persen.
Kondisi yang tak jauh berbeda terjadi pada 2019. Sepanjang tahun itu, kecelakaan sepeda motor masih mendominasi dengan angka 72 persen. Meski demikian, terdapat fenomena baru, yakni peningkatan kecelakaan yang melibatkan truk dengan angka mencapai 12 persen.
<!--more-->
Kecelakaan yang melibatkan truk pada 2019 melampaui kendaraan mobil yang sebesar 11 persen. Adapun kecelakaan sepeda naik menjadi 2 persen dan kecelakaan bus sebesar 1 persen.
Budi Karya menjelaskan tingginya angka kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan umum, baik angkutan barang maupun penumpang, terjadi karena berbagai faktor.
Faktor utama yang mendorong terjadinya insiden kecelakaan, menurut dia, ialah adanya kegagalan pengemudi dalam mengendalikan kendaraan maupun kelalaian operator memastikan keselamatan armadanya.
“Lebih sering karena kegagalan melakukan pengereman saat jalan menurun, berkelok, dan tidak sedikit rem bolong saat jalan lurus,” tutur Budi Karya.
Untuk mencegah kecelakaan, Budi Karya Sumadi menyebut perlu ada kerja sama dari pembagai pihak, seperti regulator, operator, pengemudi, hingga masyarakat. Dia menilai penanganan pra dan pasca berkendaraaan penting agar angka kecelakaan yang menyebabkan korban jiwa dapat ditekan.
Meski di tengah kesulitan lantaran pandemi Covid-19, Budi Karya pun meminta operator transportasi tetap menjamin keamanan penumpang untuk mencegah kecelakaan. “Tentu operator secara ekonomi tertekan, namun bagaimana dalam keadaan seperti itu keselamatan itu tetap dijalankan,” katanya.
BACA: Menhub Test Ride Sepeda Motor Listrik Buatan UKM
FRANCISCA CHRISTY ROSANA