Sentimen Lonjakan Covid-19 Global, Rupiah Ditutup Menguat di Rp 14.548
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 19 April 2021 15:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah ditutup menguat 17 poin ke level Rp 14.548 pada perdagangan Senin, 19 April 2021. pada penutupan sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp 14.565.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah salah satunya berasal dari eksternal. Pada hari ini indeks dolar melemah salah satunya dipicu Kekhawatiran investor tentang jumlah COVID-19 yang terus meningkat secara global.
"Di samping itu, jumlah kematian global akibat virus yang mencapai angka 3 juta, juga membatasi kerugian emas," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin, 19 April 2021.
Selain itu, peluncuran vaksin COVID-19 yang lebih lambat dari yang diharapkan dan lonjakan strain mutan COVID-19 juga tetap mengkhawatirkan investor. Misalnya saja Hong Kong pada hari Minggu melarang penerbangan ke kota itu dari India, Pakistan, dan Filipina, setelah melaporkan dua kasus pertama dari jenis virus N501Y COVID-19 yang bermutasi.
"Sementara itu, Gubernur Federal Reserve AS Christopher Waller mengatakan kepada CNBC pada hari Jumat bahwa ekonomi AS 'siap runtuh' ‹karena vaksinasi COVID-19 berlanjut dan aktivitas ekonomi meningkat," kata Ibrahim.
Waller juga menambahkan bahwa kenaikan inflasi kemungkinan hanya sementara, menggemakan komentar dari pejabat Fed lainnya termasuk Jerome Powell selama minggu sebelumnya.
Sentimen eksternal lainnya berasal dari Bank Sentral Eropa yang akan menyerahkan keputusan kebijakannya akhir pekan ini, dan Reserve Bank of Australia merilis risalah dari pertemuan terakhirnya pada hari Selasa.
<!--more-->
Dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan sentimen yang memengaruhi antara lain kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro yang diterapkan oleh pemerintah sejak 9 Februari 2021 lalu. Ia berujar PPKM Mikro hingga saat ini tidak serta merta menghentikan proses pemulihan ekonomi, namun dari sinilah titik balik proses pemulihan dimulai.
Dengan meredanya kasus COVID-19 karena kebijakan PPKM, kata Ibrahim, perekonomian justru secara bertahap bisa kembali pulih. "Kita patut mensyukuri selama dua bulan terakhir kasus COVID-19 terus menurun. Setelah sempat mengalami peningkatan yang tinggi hingga belasan ribu kasus baru per hari, sekarang jumlah kasus mereda hingga 4 ribuan kasus baru," ujarnya.
Penurunan ini, kata Ibrahim, tidak bisa dilepaskan dari kebijakan PPKM sekala Mikro yang diterapkan oleh Pemerintah. Sementara dari sisi ekonomi, proses pemulihan ekonomi masih berlanjut dan beberapa indikator mengkonfirmasi hal tersebut, seperti Indeks PMI selama tiga bulan terakhir di zona ekspansi.
"Penjualan kendaraan bermotor pada bulan Maret bahkan meningkat sangat besar dipicu kebijakan stimulus pelonggaran PPnBM. Diperkirakan demikian juga dengan penjualan properti," ujar Ibrahim.
BACA: Dibuka Menguat, Kurs Rupiah Diprediksi Bergerak di 14.545 - 14.600 per Dolar AS
CAESAR AKBAR