5 Fakta Soal Melambungnya Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 19 April 2021 12:46 WIB
Di dalam PSBI, WIKA memegang porsi saham paling besar, yaitu 38 persen. Adapun PT Perkebunan Nusantara VIII mengantongi 25 persen, PT Kereta Api Indonesia 25 persen, dan PT Jasa Marga memiliki 12 persen saham. Dengan berkurangnya porsi Indonesia, diharapkan pembengkakan biaya proyek ditanggung mitra dari Cina.
4. Sri Mulyani Minta Kenaikan Biaya Proyek Dihitung Ulang
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta konsorsium Badan Usaha Milik Negara yang terlibat dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung untuk menghitung lebih rinci pembengkakan biaya pekerjaan tersebut. Langkah ini ditempuh sebelum pemerintah dan anggota konsorsium bernegosiasi dengan investor Cina sebagai mitra proyek.
Sumber Tempo yang mengetahui pembahasan ini mengatakan langkah penghitungan yang lebih rinci itu diinstruksikan oleh Menteri Keuangan dalam rapat koordinasi terbatas awal April lalu. "Sri Mulyani meminta kekurangan dana dihitung lebih detail, tidak hanya belanja modal tapi juga pada masa operasi atau istilahnya cash shortfall," kata dia, Ahad, 19 April 2021.
Hingga saat ini, proses penghitungan biaya proyek tersebut masih berlangsung. "Penghitungannya agak rumit karena harus memperhitungkan arus kas pada saat kereta sudah beroperasi," kata Sumber tersebut.
5. Negosiasi dengan Cina Belum Dimulai
Sumber Tempo mengatakan negosiasi pemangkasan porsi kepemilikan saham Indonesia di konsorsium KCIC belum dimulai lantaran masih menunggu kesepakatan internal pemerintah perihal kekurangan dana yang mesti ditambal. "Jadi harus sepakat dulu soal besaranya pembengkakan biaya, baru negosiasi," kata dia.
Corporate Communication &Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menuturkan perusahaannya juga turut mengkaji semua opsi untuk menyelesaikan persoalan cost overrun dalam proyek kereta cepat ini. "Sehingga nantinya dapat diambil opsi terbaik."
CAESAR AKBAR | LARISSA HUDA | HENDARTYO HANGGI
Baca: Biaya Proyek Kereta Cepat Membengkak, Sri Mulyani Minta Hitungan Lebih Rinci