Terpopuler Bisnis: Waskita Karya, Sekolah Kedinasan hingga Vaksinasi Covid-19
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 18 April 2021 06:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 17 April 2021 dimulai dengan perombakan struktur komisaris dan direksi PT Waskita Karya. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menetapkan dua nama baru di jajaran dewan komisaris dan dua nama baru di jajaran dewan direksi.
Selain itu berita tentang pendaftaran sekolah kedinasan yang dibuka hingga 30 April 2021. Di antaranya STAN yang masuk dalam posisi kedua sekolah kedinasan favorit. Kemudian informasi tentang Bukit Algoritma di Sukabumi dan vaksinasi yang sudah capai 16,5 juta orang. Berikut adalah ringkasan dari keempat berita tersebut:
1. Jajaran Komisaris dan Direksi Waskita Karya Dirombak, Ini Susunan Lengkapnya
PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2020 pada Jumat, 16 April 2021. RUPST tersebut menetapkan jajaran baru komisaris dan direksi perseroan.
"Pada RUPST tersebut, pemegang saham Waskita juga menetapkan jajaran pengurus baru," dinukil dari keterangan resmi perseroan, Sabtu, 17 April 2021. Berdasarkan keterangan tersebut, ada dua nama baru di jajaran dewan komisaris dan dua nama baru di jajaran dewab direksi.
Berdasarkan hasil RUPST tersebut, dua nama baru di jajaean dewan komisaris perseroan antara lain Ahmad Erani Yustika dan T. Iskandar. Erani dan Iskandar mengisi posisi yang sebelumnya ditempati oleh Danis H. Sumadilaga dan Viktor S. Sirait.
Ahmad Erani adalah Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Ia sempat tercatat menjadi anggota Dewan Nasional FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) pada 2011-2017.
Pada 2015-2017, Erani didapuk menjadi Dirjen PPMD (Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan 2017-2018 menjadi Dirjen PKP (Pembangunan Kawasan Perdesaan), Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Pada 2018–2019 ia menjabat Staf Khusus Presiden bidang ekonomi.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. STAN Posisi Kedua Sekolah Kedinasan Paling Banyak Pendaftar hingga Saat Ini
Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat ada 10 sekolah kedinasan yang paling banyak diminati hingga hari ini. Pendaftaran peserta sekolah kedinasan masih dibuka sampai dengan 30 April 2021.
Mengutip Twitter BKN, Jumat, 16 April 2021, 10 sekolah kedinasan favorit tersebut adalah:
1. STIS dengan 2.708 pendaftar
2. STAN 1.884 pendaftar
3. STIN 1.656 pendaftar
4. IPDN 1.233 pendaftar
5. STMKG 1.096 pendaftar
6. Poltekim 1.011 pendaftar
7. Poltekip 951 pendaftar
8. Poltek Siber 571 pendaftar
9. PTDI STTD Bekasi 501 pendaftar
10. PPI Madiun 151 pendaftar
Tahun ini, BKN membuka total 29 sekolah kedinasan dari delapan instansi dengan kuota kursi pendaftaran 6.464 untuk keseluruhan. Kursi yang terbanyak berasal dari 21 sekolah kedinasan Kementerian Perhubungan, yakni sebanyak 3.210 kuota.
Adapun, tercatat sampai dengan Kamis, 15 April 2021, pukul 18.26 WIB, tercatat sudah ada 93.076 orang membuat akun, 32.068 memilih sekolah, dan submit data 12.696 orang.
Sementara, untuk Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Sekolah Kedinasan akan dilaksanakan pada Mei – Juni 2021, namun belum ada tanggal pastinya lantaran tetap harus menyesuaikan status tanggap darurat Covid-19 di tiap daerah.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. Bupati Sukabumi Siap Gelar Karpet Merah untuk Bukit Algoritma
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menanggapi soal rencana pembangunan Bukit Algoritma atau Silicon Valley Amerika Serikat ala Indonesia di kawasan ekonomi khusus (KEK) Kecamatan Cikidang yang diperluas hingga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Kami siap memberikan 'karpet merah' untuk terlaksananya pembangunan itu," kata Marwan di Sukabumi, Jumat, 17 April 2021.
Rencana pembangunan pusat inovasi dan teknologi di beberapa lokasi di Indonesia sudah dilakukan sejak 2015, tetapi tidak pernah terwujud karena terkendala beberapa hal.
Pada 2021 ini rencana pembangunan di Kabupaten Sukabumi dengan mengambil lokasi di KEK Cikidang dan sebagian lagi di Kecamatan Cibadak muncul lagi. Pembangunan KEK pengembangan teknologi dan industri 4.0. (four point zero) disebut diberi nama Proyek Bukit Algoritma.
Marwan menambahkan informasi yang diterimanya adapun anggarannya yang senilai Rp 18 triliun berasal dari investor atau swasta. Ia pun optimistis pembangunan megaproyek ini terwujud karena sudah dilakukan berbagai persiapan yang matang.
KEK Cikidang sedang proses, karena bapak Presiden Joko Widodo mendahulukan KEK pariwisata. Tapi, karena tempatnya sangat berdekatan sehingga dua KEK ini harus menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di nasional," katanya.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
4. Meski 16,5 Juta Penduduk Sudah Divaksinasi, Erick Thohir Mengaku Tak Happy
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan hingga saat ini sedikitnya Indonesia sudah melakukan vaksinasi untuk 16,5 juta penduduk. Sebanyak 10,7 juta penduduk baru menerima vaksin dosis pertama, sementara 5,8 juta menerima vaksin dosis kedua.
"Apakah kita happy dengan situasi ini? tidak," ujar Erick dalam webinar, Sabtu, 17 April 2021. Pasalnya, menurut dia, Indonesia akan saat ini menghadapi kendala berupa reaksi global, yaitu masing-masing negara saling menahan vaksin untuk negara sendiri. Sehingga posisi Indonesia bisa terjepit.
Untuk saat ini, Erick mengatakan Indonesia memang masih memiliki pasokan vaksin. Namun situasi tersebut membuat pemerintah harus mengambil kebijakan lain, di samping mengandalkan vaksin impor.
"Tapi mencari jalan vaksin merah putih, atau vaksin kerja sama swasta Indonesia dengan swasta asing yang sangat terbuka asal sesuai yang disepakati atau sesuai standar WHO dan mekanisme yang ada di Indonesia. Ini yang coba kami fokuskan," ujar Erick.
Pemerintah hingga kini masih menargetkan 70 persen masyarakat bisa divaksinasi. Dengan demikian, kekebalan kelompok bisa tercapai. Apalagi kalau melihat adanya lonjakan kasus di beberapa negara seperti India dan dan Eropa.
Di samping vaksinasi, Erick mengatakan pemerintah juga mencoba mengendalikan dan menurunkan angka kasus Covid-19 dengan melakukan PPKM Mikro. "Apakah kita puas? kita tidak sempurna. Namun kami berupaya terus menurunkan."
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: Waskita Karya Terapkan Strategi Daur Ulang Aset untuk Kembangkan Infrastruktur