Sri Mulyani: 170 Negara Alami Kontraksi Ekonomi Terburuk Akibat Pandemi Covid-19

Selasa, 6 April 2021 14:30 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021 (Sumber: IG @smindrawati).

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan 170 negara mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. "Ini kondisi terburuk dalam 150 tahun terakhir. Itu studi bank dunia," ujar dia dalam webinar, Selasa, 6 April 2021.

Menurut dia, para ahli ekonomi harusnya bisa melihat statistik tersebut. Dengan 170 negara mengalami kontraksi, Sri Mulyani mengatakan Covid-19 memaksa semua negara untuk betul-betul memformulasikan kebijakan tak hanya di bidang ekonomi, namun juga kesehatan dan bahkan politik.

Baca Juga: Sri Mulyani Longgarkan Kriteria Korporasi yang Dapat Jaminan Kredit Modal Kerja

Indonesia pun, kata Sri Mulyani, menjadi bagian dari negara-negara yang mengalami kontraksi akibat Covid-19. Pada kuartal II 2020, ekonomi Tanah Air mengalami kontraksi 5,3 persen atau yang terdalam sejak krisis keuangan Asia pada 1997-1998.

Untuk keseluruhan tahun, ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07 persen. Kendati demikian, ia mengatakan negara-negara peers Indonesia di G20, Asean, dan OIC mengalami kontraksi yang lebih dalam.

Advertising
Advertising

"Kami memakai perbandingan karena kita tidak hidup sendiri. Kita pakai berbagai perbandingan, saya gunakan G20, Asean dan membandingkan juga dengan OIC, negara islam dunia supaya ada sense dimana kita berada," tutur Sri mulyani.

Di G20, Sri Mulyani melihat Prancis tumbuh negatif 9 persen di 2020. Selain itu, India -8 persen, Italia -9,2 persen, Meksiko -8,5 persen, Inggris -10 persen, Kanada -5,5 persen, Brasil -4,5 persen, dan Arab Saudi -3,9 persen.

"Di Asean, Vietnam masih tumbuh positif. Namun, Singapura minus 6 persen, Filipina minus 9,6 persen, Thailang minus 6,6 persen, dan Malaysia minus 5,8 persen," tutur Sri Mulyani. Adapun di OIC, Iran -1,5 persen, Irak -12 persen, Kuwait -8 persen, Nigeria -3,2 persen, Qatar -4,5 persen, dan UEA -6,6 persen.

"Poin saya, ini situasi yang tidak memandang bulu dan mengalami dampak konsekuensi luar biasa. Tentu dengan adanya kontraksi ekonomi ada konsekuensi kenaikan pengangguran dan berdampak kesejahteraan masyarakat," ujar Sri Mulyani.

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

8 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

9 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

10 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya