TEMPO Interaktif, Bandung:Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga mengatakan, pihaknya berencana memasukkan Debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi peserta Jamsostek. Mudah-mudahan bisa dijalankan tahun depan, katanya di Bandung, Sabtu (7/11). Dia mengatakan, tujuannya untuk membidik sektor informal menjadi peserta Jamsostek. Potensi debitor diperkirakan berkisar 1 juta orang. Jika terlaksana, lanjutnya, dibutuhkan aturan tersendiri untuk mereka. Hotbonar menyiapkan rencana. Untuk menggunakan dana CSR Jamsostek untuk membayar 3 bulan pertama setoran untuk menjadi peserta Jamsostek. Ini untuk memancingnya, kata Hotbonar. Sepanjang 2008, paparnya, Jamsostek baru bisa menggaet 150 ribu peserta Jamostek dari sektor informal. Padahal, paparnya, potensinya sangat besar yakni ada 67 juta orang. Dari seluruh angkatan kerja, yang jumlahnya hampir 100 juta orang, porsi sektor informal ini terbesar. Pekerja sektor formal hanya 33 juta orang. Yang jadi kendala terbesar kegagalan menggaet peserta Jamsostek untuk pekerja sektor informal, paparnya, ada pada tiadanya wadah. Kalau di perusahaan formal ada, wadahnya perusahaan it yang mungutin dan bayarin setorannya, katanya. Hingga saat ini, paparnya, total peserta Jamsostek mencapai 24 juta orang. Dari jumlah itu, hanya 8 juta orang yang statusnya aktif. Sisanya, lanjutnya, masih terdaftar tapi sudah tidak aktif membayar iuran peserta Jamostek karena sudah kehilangan pekerjaan. Kendati sudah berstatus tidak aktif, paparnya, peserta Jamsostek itu masih punya hak mencairkan jaminan hari tuanya. Namun, lanjutnya, baru bisa dicairkan pada usia 55 tahun atau sudah lebih dari 5 tahun 6 bulan tidak mendapatkan lagi pekerjaan formal. Ahmad Fikri