Buwas: 106 Ribu Ton Sisa Beras Impor Berpotensi Turun Mutu

Kamis, 25 Maret 2021 19:21 WIB

Presiden Joko Widodo memeriksa beras di Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu, 18 Maret 2020. Jokowi berkeliling gudang beras tersebut didampingi Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. Foto: BPMI Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum Bulog mencatat sebanyak 106 ribu ton cadangan beras pemerintah atau CBP dari sisa impor 2018-2019 berpotensi mengalami penurunan mutu. Beras tersebut saat ini disimpan di gudang Bulog dengan infrastruktur sederhana.

“Sisa beras impor (2018) ada 300 ribu ton dan 106 ribu ton berpotensi turun mutu,” tutur Direktur Utama Bulog Budi Waseso alias Buwas dalam diskusi virtual dengan Relawan Perjuangan Demokrasi, Kamis, 25 Maret 2021.

Buwas mengatakan perusahaan tidak bisa mendistribusikan beras sebelum mengalami penurunan mutu lantaran merupakan kategori CBP. CBP adalah beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam keadaan tertentu, seperti kekurangan pangan, gejolak harga, keadaan darurat akibat bencana, dan kerawanan pangan. Pengelolaan CBP ini diserahkan kepada Bulog.

Menurut Buwas, untuk mendistribusikan beras cadangan itu, perusahaan perlu memperoleh penugasan dari pemerintah. “Itu sebabnya Bulog mendapatkan beban CBP tidak bisa diapa-apakakan kecuali kepentingan negara,” kata Buwas.

Pada 2018, Bulog mengimpor beras CBP sebesar 1.785.450 ton. Dari beras yang tersisa, penurunan kualitas tak bisa dihindari karena saat ini perusahaan tidak memiliki teknologi penyimpanan yang mendukung.

Advertising
Advertising

Untuk menyimpan beras dalam waktu lama, perusahaan membutuhkan teknologi cocooan. Teknologi ini memungkinkan beras disimpan di ruangan dengan kadar karbondioksida tertentu. Teknologi cocooan juga meminimalkan adanya oksigen sehingga hama yang menurunkan mutu beras tidak mungkin hidup.

Namun, teknologi ini membutuhkan modal yang sangat besar. Sebagai gantinya, Bulog sedang menyiapkan pembangunan gudang selo yang ada temperaturnya bisa diatur sehingga beras bisa disimpan dalam waktu lebih lama.

Baca: Soal MoU Impor Beras RI dan Thailand, Budi Waseso: Bukan Urusan Bulog

Berita terkait

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

16 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

20 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

21 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

1 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

1 hari lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

1 hari lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

1 hari lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

1 hari lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

1 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya