Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Wamenkeu Suahasil Nazara mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2020. Dalam raker tersebut, Sri Mulyani dan Komisi Xi membahas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan pada APBN 2019. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan perekonomian Indonesia pada kuartal I tahun ini masih akan mengalami kontraksi yaitu di kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen.
“Untuk triwulan I di Kemenkeu masih dalam range antara minus 1 persen hingga minus 0,1 persen. Kita berharap sebetulnya bisa mencapai zona netral tapi kita masih mendekati minus 0,1 persen,” katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara daring di Jakarta, Selasa 23 Maret 2021.
Meski demikian, Sri Mulyani menyatakan untuk keseluruhan tahun, Kementerian Keuangan tetap memprediksikan ekonomi Indonesia akan berada di level antara 4,5 persen sampai 5,3 persen.
“Tahun 2021 APBN disusun dengan asumsi makro pertumbuhan 5 persen dan kita belum merevisi, masih antara 4,5 persen sampai 5,3 persen,” ujarnya.
Ia menjelaskan optimisme tetap terjaga lantaran lembaga internasional seperti OECD melakukan peningkatan proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 yaitu dari 4 persen menjadi 4,9 persen.
<!--more-->
Kemudian optimisme juga terus dipertahankan karena IMF menilai fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat dan kebijakan makro ekonomi yang prudent mampu memberikan kontribusi terhadap ketahanan ekonomi nasional.
Ia melanjutkan IMF turut mengapresiasi upaya reformasi struktural yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui UU Cipta Kerja untuk bisa menutup pembiayaan. “Terutama kebutuhan pembangunan infrastruktur yang diharapkan tidak meningkatkan leverage tapi meningkatkan ekuitas,” ujarnya.
Tak hanya itu, Sri Mulyani menuturkan mobilitas masyarakat juga mulai mengalami pemulihan seiring dengan jumlah kasus COVID-19 yang terus menurun pada level 5.000.
Terlebih lagi, ia percaya bahwa jika vaksinasi terus berjalan dengan sukses maka Indonesia akan mampu mengalami tren yang meningkat dan terakselerasi pada Maret dan triwulan II.
“Ini adalah tanda positif dan menunjukkan nyata. Seluruh kegiatan ekonomi dan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan menjaga peningkatan jumlah COVID-19 di Indonesia,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
2 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.