Daftar Harga Pangan yang Masih Tinggi Menurut Pedagang, dari Gula hingga Daging
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 15 Maret 2021 08:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan harga gula di beberapa titik telah mencapai Rp 17 ribu per kilogram (kg). Harga pangan ini jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang disarankan pemerintah yakni Rp 12.500 per kg.
Adapun, lanjutnya, harga gula rata-rata secara nasional menurut laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) adalah Rp 14.350 per kg pada pekan ini.
"Kami masih dalami apa penyebabnya. Namun tren dari tahun ke tahun harga di pasar tradisional memang sulit terkendali,” kata Mansuri, Minggu, 14 Maret 2021.
Harga minyak goreng curah pun bertahan di level Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu per kg dalam beberapa pekan terakhir. Dia menyebutkan harga normal biasanya berkisar di level Rp 14 ribu per kg. Pada saat yang sama, indeks harga minyak nabati global menyentuh 147,4 poin atau lebih tinggi dari rata-rata indeks pada 2012.
Mansuri menjelaskan pula kenaikan harga daging segar, baik yang berasal dari bakalan eks-impor maupun sapi lokal. Untuk daging murni misalnya, kini berada di level Rp 125 ribu per kg dibandingkan dengan kondisi normal yakni Rp 114 ribu per kg. Kenaikan juga terjadi pada daging paha belakang yang kini berada di posisi Rp 130 ribu per kg dari Rp 120 ribu per kg.
"Bawang putih relatif aman di kisaran Rp 30 ribu per kilogram. Namun, kondisi harga pangan dunia dan lokal seharusnya jadi momentum untuk perbaikan tata niaga. Baik dari sisi perbaikan produksi dan restrukturisasi distribusi,” kata Mansuri.
<!--more-->
Sebelumnya Organisasi Pangan Dunia (FAO) dalam laporannya menyebutkan harga pangan global menyentuh level tertinggi dengan indeks harga pangan per Februari yang menyentuh 116,0 poin atau naik 2,4 persen dibandingkan dengan Januari.
Kenaikan ini disumbang oleh terkereknya harga minyak nabati dan gula yang masing-masing menunjukkan kenaikan indeks sebesar 6,2 dan 6,4 persen secara bulanan.
Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memperkirakan harga pangan global masih akan terus naik akibat berlanjutnya pandemi dan juga bertambahnya negara yang melakukan impor untuk mengamankan stok.
Terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan telah memanggil seluruh asosiasi pelaku usaha, termasuk importir, pedagang, dan peritel untuk menjamin pasokan barang tetap terjaga terlepas dari pergerakan harga internasional.
“Kami sudah peringatkan. Pilihannya dua, kami gerojoki pasar atau kami beri peringatan. Di situasi seperti ini kami sampaikan jangan sampai pelaku usaha berlaku macam-macam, jangan main-main,” kata Syailendra.
Dia juga menyebutkan bahwa Kementerian Perdagangan serta dinas di daerah yang bergerak di sektor perdagangan telah memulai aktivitas pengawasan harga pangan dan pasokan. Dengan demikian, langkah antisipasi bisa disiapkan beberapa pekan sebelum Ramadan tiba. “Pekan ini kami sudah mulai turun untuk cek pasokan dan harga, sampai H-3 Ramadan pengawasan akan diintensifkan,” kata dia.
BISNIS
Baca juga: Harga Pangan Melonjak 9 Bulan Terakhir, FAO: Sangat Mengkhawatirkan