Sri Mulyani Beberkan Risiko Ekonomi yang Jadi Perhatian Dunia
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 12 Maret 2021 14:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih akan menghadapi risiko atau tantangan akibat kebijakan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dalam buku Global Risk Report 2021 yang diterbitkan World Economic Forum, ada risiko yang dihadapi dunia dalam jangka pendek, menengah dan panjang.
"Ini adalah sebagian konsekuensi dari kebijakan yang diambil untuk menghadapi pandemi," kata Sri Mulyani dalam pelantikan eselon I Kemenkeu yang disiarkan secara virtual, Jumat, 12 Maret 2021.
Menurutnya langkah antisipasi harus disiapkan sejak dini. Dengan terus berkembangnya pandemi ini, Dia menuturkan risiko jangka pendek menengah, yakni tiga hingga lima tahun ke depan diantaranya adalah ketidakstabilan harga, mengembangnya harga-harga aset hingga ancaman krisis utang.
"Yang diidentifikasi sebagai dampak kebijakan countercylical oleh sleurh negara dunia maka ke depan berbagai risiko seperti asset bubble, price instability, commodity shock dan debt crisis serta risiko geopolitik," ujarnya.
Sedangkan risiko jangka menengah panjang atau periode lima hingga 10 tahun berkaitan dengan dampak perubahan iklim yang terus memburuk hingga perkembangan teknologi digital.
<!--more-->
"Perubahan iklim dan juga perlunya diwaspadai digital power concentration, digtal inequlity dan cyber security failure. Dinamika ini yang merupakan tantangan yang harus terus dilihat dan diwaspadai serta direspons," kata Sri Mulyani.
Indonesia, kata dia, antisipasi berbagai krisis tersebut harus diantisipasi sejak saat ini. Pada 2021, menurutnya, Indonesia juga tengah fokus untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional dari dampak Covid-19 pada 2020.
"Tahun 2021 merupakan satu tahun untuk memulihakan perekonomian Indonesia tapi kita juga tahu ada banya tantangan dan tanggung jawab yang akan diemban Indonesia," ujarnya.
Pelajaran pasca pandemi Covid-19, kata dia, mendorong para pengambil kebijakan untuk dapat bekerja cepat dan jitu. Saat ini, harapan sudah mulai datang dan dapat dirasakan, sejalan dengan program vaksinasi yang mulai masif.
Tantangan dan tugas yang diemban Kemenkeu juga kian banyak, khususnya di tahun depan, Indonesia akan memegang presidensi G20. Oleh karena itu, berbagai aktivitas Kemenkeu, bersama dengan Bank Indonesia, dan Kementerian/Lembaga lain akan meningkat.
“Saya minta seluruh pejabat untuk mengukir prestasi dengan inovasi, dengan leadership, dengan pengalaman, dengan komitmen," kata Sri Mulyani.
BACA: Ditunjuk Sri Mulyani jadi Dirjen Bea Cukai, Ini Profil Askolani
HENDARTYO HANGGI