Arcandra Tahar Bicara Soal Afrika Selatan Menyulap Batu Bara Jadi BBM dan LPG

Reporter

Tempo.co

Jumat, 12 Maret 2021 06:30 WIB

Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar memberikan keterangan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di kantor pusat PT PGN di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2020. Ia juga memohon dukungan kepada seluruh direksi dan komisaris agar bisa bekerja sama dengan lebih baik untuk meningkat kinerja PGN. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Arcandra Tahar, mantan Wakil Menteri ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral, yang kini menjabat Komisaris Utama PGN beberapa waktu lalu bercerita mengenai wacana mengubah batu bara menjadi bahan bakar mobil dan LPG. Ia menuliskan itu di kanal instagram pribadinya, @arcandra.tahar.

Postingan yang dibagi menjadi 3 bagian dan diawali dengan sejarah perang dunia kedua, ketika Jerman mampu memanfaatkan sumber daya mineralnya untuk kebutuhan perang. Menurutnya Jerman yang kala itu berseteru dengan negara-negara diperbatasannya mampu memanfaatkan mineral batu bara yang jumlahnya 3 persen dari total cadanagan dunia.

“Apakah mungkin BBM diselundupkan ke Jerman dari negara tetangga sehingga mereka mampu menghidupkan mesin-mesin perang mereka. Secara pasti tidak ada yang tahu, tapi dari literatur sejarah yang kami pelajari, Jerman kaya akan cadangan batu bara,” tulis Arcandra

Masih menurut Arcandra, cadangan terbukti batu bara Jerman sekitar 36 miliar ton atau sekitar 3 persen dari total cadangan dunia. Kalau dibandingkan dengan negara lain maka Jerman ranking ke-7 untuk jumlah cadangan terbukti dibawah Amerika Serikat, Rusia, Australia, China, India dan Indonesia. “Cadangan batu bara Jerman ini hampir sama dengan Indonesia,” tulisnya.

Jerman yang berinovasi untuk menjadikan batu bara sebagai bahan bakar kendaraan awalnya mengembangkan teknologi CTL (Coal to Liquid). Teknologi tersebut mampu mengubah batu bara menjadi gasoline, gasoil (solar), lubricant oil dan waxes.

Advertising
Advertising

Inovasi yang sudah dilakukan oleh Franz Fischer dan Hans Tropsch sejak tahun 1920-an, membuat Jerman mampu memenuhi stok energi secara mandiri—ketika perang tersebut. Dengan inovasi tersebut, tak heran banyak Negara yang mencoba belajar dari Jerman.

Setelah terjadinya kesepakatan Postdam, inovasi yang telah dilakukan oleh Jerman harus dihentikan pada 1945. Setelah 5 tahun berlalu dari kesepakatan Postdam, perusahaan batu bara asal Afrika, Sasol juga ikut mengembangi inovasi yang dilakukan Jerman.

Menurut Arcandra, pengembangan teknologi CTL di Sasol, terhambat akbiat 3 faktor yaitu, politik Apartheid yang mengakibatkan Afrika diembargo oleh PBB, cadangan minyak yang tidak banyak untuk memenuhi kebutuhan Negara, dan hanya tersedia 10 miliiar ton cadangan minyak (urutan 12 di dunia).

Arcandra menuliskan, “Adanya embargo perdagangan itu membuat Afrika Selatan tidak bisa mendapatkan akses untuk membeli minyak dari negara lain. Untuk keluar dari situasi itu, Sasol, perusahaan energi di negara itu, akhirnya mampu memproduksi bahan bakar sintetik dengan teknologi CTL, walaupun dari segi keekonomian jauh lebih mahal daripada BBM. Sekitar 30% kebutuhan bahan bakar Afrika Selatan mampu dipenuhi oleh Sasol yang didukung penuh oleh kebijakan Negara.”

Dengan embargo tersebut Sasol akhirnya mampu berinovasi dengan membuat Inderect Coal Liquefaction (ICL). Inovasi dari bahan bakar sintetik tersebut akhirnya membuat Sasol melebarkan sayap bisnisnya hingga 30 negara. Tidak hanya itu, Sasol juga membuat inovasi seperti Gas to Liquid (GTL).

Kesungguhan dan dukungan pemerintah Afrika Selatan telah menjadikan Sasol sebagai perusahaan terdepan dalam pengembangan teknologi Gas to Liquid (GTL) dan Coal to Liquid (CTL). Selain Afrika Selatan, China sebagai negara dengan cadangan batubara nomor empat di dunia juga ikut mengembangkan teknologi CTL.

Dalam unggahannya, Arcandra Tahar bicara soal beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar teknologi CTL bisa dikembangkan dan juga keekonomiannya. Termasuk syarat lingkungan dan emisi karbon dioksida.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Cerita Arcandra Tahar Soal Alasan Tesla Bangun Pabrik di Silicon Valley

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

7 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

3 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

6 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

6 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

8 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

10 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

12 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

15 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi memastikan sarana dan fasilitas pelayanan kepada konsumen pasca erupsi Gunung Ruang aman.

Baca Selengkapnya