Cerita Bos Bio Farma Dibully karena Bertaruh Dapatkan Vaksin Sinovac

Selasa, 9 Maret 2021 19:29 WIB

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin covid-19 Bio Farma untuk pedagang dan pegawai toko di pusat perdagangan Pasar Baru, Bandung, Senin, 8 Maret 2021. Karena terbatasnya jumlah vaksin, Dinas Kesehatan hanya menyuntik 300 pedagang dan pegawai toko di Pasar Baru. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menceritakan lika-liku perseroannya bertaruh memperoleh vaksin Sinovac untuk Covid-19. Honesti mengatakan perseroan sempat dirisak atau di-bully lantaran menjalin kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac Biotech Ltd, padahal uji klinis vaksin belum selesai.

“Awal-awal kami memang di-bully. Tapi kami tahu di-bully itu vitamin. Saat itu memang kontrak belum ada dan berisiko menyalahi aturan. Namun kami kalau tidak ambil posisi tidak akan dapat (vaksin),” ujar Honesti dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana 2021 di Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.

Menurut Honesti, Bio Farma segera mengambil langkah untuk menjalin kerja sama dengan Sinovac lantaran semua negara berlomba memperoleh vaksin Covid-19. Kompetisi untuk mendapatkan vaksin sengit terjadi lantaran adanya gap yang sangat lebar antara kebutuhan dan suplai.

Honesti menggambarkan, kebutuhan vaksin seluruh negara mencapai 12-14 miliar dosis dalam satu tahun. Angka itu dihitung dari total penduduk dunia yang berjumlah 6,5-7 miliar dan masing-masing memerlukan dua dosis vaksin.

Sementara itu, merek vaksin yang masuk dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO baru berjumlah belasan. Dari belasan itu, hanya 7-8 perusahaan farmasi yang sudah masuk ke tahap uji klinis.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Di saat yang sama, negara-negara maju dengan kemampuan ekonomi yang kuat melakukan pemesanan vaksin lebih dulu sehingga membuat stok menipis.

“Lalu bagaimana dengan Indonesia, kita enggak mampu bersaing secara ekonomi. Tapi kita punya kompetensi. BUMN kita punya core produksi vaksin dan ini blessing,” tutur Honesti.

Karena itulah, Bio Farma percaya diri untuk melakukan pembicaraan dengan berbagai perusahaan produsen vaksin. Menurut Honesti, Sinovac adalah produsen yang pertama kali merespons Indonesia, yakni pada tahun lalu. Saat diskusi kedua perusahaan berjalan, vaksin Sinovac sudah masuk ke tahap uji klinis ketiga sehingga risiko kegagalannya lebih kecil.

Namun, masalahnya, kala itu Indonesia belum memiliki aturan terkait kerja sama vaksin. “Lalu bujet belum ada, kontrak belum ada. Risikonya ada semua. Tapi kami tahu bahwa kami kalau tidak ambil posisi akan kehilangan suplai,” katanya.

Akhirnya, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri dan Menteri BUMN menjalin pembicaraan dengan pihak Cina.

Melalui kesepakatan kedua negara, Indonesia pun berhasil mendatangkan vaksin Sinovac untuk pertama kalinya pada Januari 2021. Honesti mengatakan saat ini Indonesia merupakan satu dari 60 negara yang sudah memulai vaksinasi Covid-19. “Bahkan di Asia Pasifik, kita yang terbesar,” ujarnya.

BACA: Bio Farma: Vaksin AstraZeneca Harus Disimpan di Suhu 2-8 Derajat

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

20 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

21 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

23 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

25 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

40 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

40 hari lalu

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.

Baca Selengkapnya

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

40 hari lalu

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

41 hari lalu

Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.

Baca Selengkapnya