Jokowi: BPPT Harus Jadi Lembaga Akuisisi Teknologi Maju
Reporter
Antara
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 8 Maret 2021 11:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi atau Jokowi meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT dapat melakukan akuisisi teknologi maju demi mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"BPPT harus menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari manapun, sekali lagi BPPT harus menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari mana pun," kata Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin, 8 Maret 2021.
Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, Jokowi: Semua Setara Memberi Warna Bagi Peradaban
Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi BPPT Tahun 2021.
Acara tersebut juga dihadiri langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BPPT Hammam Riza dan pejabat terkait lainnya.
"Teknologi sekarang berjalan sangat cepat sekali dan teknologi yang kita butuhkan untuk pemulihan ekonomi nasional mungkin saja belum diproduksi di dalam negeri, jadi strategi akuisisi teknologi dari luar negeri menjadi kunci percepatan pemulihan ekonomi kita," ungkap Jokowi.
BPPT, menurut Jokowi, harus mempersiapkan strategi akuisisi teknologi dari luar yang sangat bermanfaat dan bisa diimplementasikan secara cepat.
"Kita harus memulai agar tidak sekadar membeli teknologi, ini penting sekali. Sering kita hanya terima kunci, terima jadi, akhirnya berpuluh-puluh tahun kita tidak bisa membuat teknologi itu, jadi jangan sekadar membeli mesin jadi dan sekaligus bersama seluruh ahlinya," tegas Jokowi. Namun BPPT harus membuat kerja sama produksi teknologi di Indonesia.
"Ini tolong digarisbawahi, harus membuat kerja sama produksi teknologi di Indonesia yang melibatkan para teknologi di Indonesia sehingga transfer pengetahuan dan transfer pengalaman berjalan," ungkap Jokowi.
Perintah tersebut, menurut Presiden Jokowi, bukan hanya untuk BPPT melainkan juga kepada seluruh jajaran kabinet terutama yang berada di bawah koordinasi Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi serta Menteri Koordinator bidang Perekonomian.
"Kepada Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN dan juga Kepala BKPM, dengan kekuatan pasar raksasa yang kita miliki dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, kita punya leverage yang kuat, pikirkan betul cara-cara cerdas untuk melakukan akuisisi teknologi ini secara murah," kata dia.
Jokowi mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia wajib bersyukur atas anugerah Tuhan berupa sumber daya alam yang melimpah."Kita wajib menjaganya dan memanfaatkannya secara bijak untuk kesejahteraan masyarakat, untuk kesejahteraan rakyat kita tetapi tanpa penguasaan dan pemanfaatan teknologi yang bijak, anugerah tersebut tidak akan memberikan manfaat maksimal bagi rakyat," tambah dia.
Bahkan Jokowi menegaskan sudah saatnya menggeser pola kegiatan ekonomi Indonesia dari yang tadinya berbasis komoditi menuju ekonomi yang berbasis inovasi teknologi.
"Kita harus meningkatkan kapasitas kita sebagai produsen teknologi, harus meningkatkan kedaulatan teknologi kita. Para peneliti, para inovator, industriawan Indonesia semuanya harus bekerja bersama-sama mengembangkan teknologi masa depan, teknologi berbasis revolusi industri jilid 4, teknologi hijau yang ramah lingkungan teknologi yang menyejahterakan masyarakat kita," ungkap Jokowi.