Faisal Basri Dorong BBM Premium dan Pertalite Dihapus: Kuncinya di Pemerintah
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 6 Maret 2021 13:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri berharap pemerintah segera menghapuskan bahan bakar minyak atau BBM beroktan rendah, seperti RON 88 (premium) dan RON 90 pPertalite).
Masa pandemi Covid-19 telah mengubah hampir semua aspek kehidupan, menurut dia, bisa jadi momentum pemerintah segera bertindak menghadirkan pembangunan yang lebih berwawasan lingkungan.
"Salah satu upaya yang bisa segera dilakukan adalah menghapuskan BBM berkadar oktan rendah dan berkadar sulfur tinggi," kata Faisal dalam diskusi virtual, Sabtu, 6 Maret 2021.
Faisal lalu menyebutkan hampir semua negara telah melakukan hal tersebut. Tinggal tujuh negara saja yang masih menggunakan BBM RON88, termasuk Indonesia.
Apalagi hampir semua kendaraan yang diproduksi telah menyesuaikan spesifikasi mesinnya dengan standar minimum RON 92. Industri otomotif pun sebetulnya sudah mempersiapkan jauh hari, karena mereka sudah mengekspor hasil produksinya di Indonesia.
<!--more-->
"Jadi yang kita ekspor sudah sesuai standar, terpaksa industri otomotif menambah ongkos untuk bikin varian khusus buat Indonesia. Industri otomotif senang kalau RON 88 dan 92 hilang," ujar Faisal.
Lebih jauh ia menjelaskan harga eceran bensin premium dan pertalite sudah mendekati harga bensin RON92. Dia menilai sekarang momentum emas untuk meningkatkan kualitas bensin dengan menghapuskan premium dan pertalite. "Kuncinya berada di tangan pemerintah," kata dia.
Realisasi penggunaan bensin dengan minimum RON 92 ini pun, menurut Faisal, bisa diwujudkan mulai tahun ini dengan tanpa subsidi. "Tanpa kenaikan harga, karena harga minyak lagi murah," ujar dia.
Kalaupun terjadi kenaikan harga minyak, kata Faisal Basri, besarnya subsidi plus ongkos penugasan diharapkan tidak lebih dari besarnya subsidi yang berlaku. Artinya tidak terlalu berpengaruh terhadap yang telah dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021.
Baca: Faisal Basri Kritik Istilah Gas Rem Penanganan Covid: Cermin Miskin Perencanaan