Akhir Pekan, IHSG Ditutup Negatif karena Sentimen Ekonomi AS

Jumat, 5 Maret 2021 16:47 WIB

Layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2021. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona merah dengan pelemahan 1,66 persen atau 106,76 poin ke level 6.307,13. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ditutup di zona merah seiring ekspektasi pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup melemah 32,05 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.258,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 7,11 poin atau 0,75 persen ke posisi 941,36.

"Pelemahan hari ini selain faktor teknikal, sentimen eksternal cukup dominan," kata Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan di Jakarta, Jumat 5 Maret 2021.

Secara teknikal, lanjut Valdy, terbentuk pola evening star seiring dengan pelemahan Kamis lalu. Pelemahan kemarin juga mendorong terbentuknya sinyal death cross pada indikator Stochastic RSI dan MACD.

Dari eksternal, penguatan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kembali membayangi pergerakan IHSG. Penguatan tersebut salah satunya dipicu oleh spekulasi kenaikan inflasi seiring dengan pemulihan ekonomi AS, menyusul rilis data klaim tunjangan pengangguran awal, dan tingkat pesanan pabrik terbaru yang melampaui ekspektasi.

"Data terbaru terkait cadangan devisa per akhir Februari 2021 juga tampaknya turut menopang IHSG dari potensi pelemahan atau koreksi lebih dalam," ujar Valdy.

<!--more-->

Cadangan devisa naik dari 138 miliar dolar AS per akhir Januari 2021 ke 138,8 miliar pada Februari 2021. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,5 bulan impor atau 10 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Dibuka melemah, IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah sepanjang perdagangan saham hingga akhirnya ditutup turun.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dengan sektor barang baku turun paling dalam yaitu minus 2,02 persen, diikuti sektor energi dan sektor infrastruktur masing-masing minus 2,01 persen dan minus 1,58 persen.

Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor transportasi & logistik dan sektor keuangan masing-masing sebesar 1,01 persen dan 0,33 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp956,86 miliar.

Frekuensi perdagangan IHSG tercatat sebanyak 1.394.775 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,29 miliar lembar saham senilai Rp16,67 triliun. Sebanyak 187 saham naik, 306 saham menurun, dan 133 saham tidak bergerak nilainya.


BACA: IHSG di Zona Merah, Saham BCA dan Bank Mandiri Diburu Asing

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

8 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

8 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

8 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

8 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

9 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya