Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Mendag Mengaku Salah

Kamis, 4 Maret 2021 18:46 WIB

Muhammad Lutfi. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku salah terkait dengan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menggaungkan agar masyarakat membenci produk luar negeri.

"Saya mohon kepada rekan media untuk tidak membesar-besarkan permasalahan ini. Yang salah ini adalah menteri perdagangan, yaitu saya sendiri, karena saya memberikan laporan kepada beliau sesaat sebelum acara dimulai," ujar Lutfi dalam konferensi video, Kamis, 4 Maret 2021.

Pernyataan Jokowi itu, menurut dia, merupakan bentuk kekecewaan terhadap adanya praktik tidak adil dalam perdagangan digital terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. "Bukan hanya kekecewaan beliau, tapi kekecewaan kita semua karena praktik-praktik yang tidak adil ini menyebabkan kerusakan masif bagi perkembangan UMKM."

Lutfi menyatakan sempat melaporkan bahwa praktik itu diduga dilakukan oleh perusahaan e-commerce yang mendunia. Misalnya, terjadinya predatory pricing atau harga dipatok sangat murah untuk membunuh kompetisi dan pesaing.

"Dengan demikian tidak tercapai asas perdagangan yang penting yaitu perdagangan yang adil serta membawa manfaat kepada pembeli dan penjual," ujar dia. Laporan itu, kata dia, disampaikan kepada Jokowi sekitar dua hari sebelum penyelenggaraan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan dan sempat dibicarakan sebelum acara dimulai.

Advertising
Advertising

Menurut Lutfi, Jokowi membenci praktik ilegal dalam perdagangan tersebut. Sebab, itu membuat banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tumbang. Laporan itu juga diperkuat oleh sebuah tulisan keluaran lembaga internasional mengenai hancurnya kegiatan UMKM bidang fesyen Islam di Indonesia.

Lutfi mengatakan laporan tersebut memuat kisah industri rumah tangga yang maju menjual hijab di kisaran tahun 2016-2018. Usaha tersebut berkembang pesat sampai mempekerjakan 3.400 tenaga kerja yang ongkosnya bisa mencapai lebih dari US$ 650 ribu.

<!--more-->

Namun, Lutfi mengatakan kemajuan usaha industri tersebut terekam oleh Artificial Intelligence yang dimiliki perusahaan digital asing. "Kemudian disedot informasinya dan dibuat industrinya di Cina, serta diimpor barangnya ke Indonesia. "Mereka membayar US$ 44 ribu sebagai bea masuk, tapi menghancurkan indstri UMKM tersebut."

Produk itu ternyata dijual sangat murah, yaitu sekitar Rp 1.900 per pcs. Akibatnya UMKM pun menjadi sulit bersaing dan akhirnya mati. "Inilah yang menyebabkan kebencian produk asing yang diutarkan presiden, karena kejadian perdagangan yang tidak adil, tidak menguntungkan, dan tidak bermanfaat," ujarnya.

Namun, Lutfi menegaskan bahwa presiden juga tidak mendukung proteksionisme. Pasalnya, pemerintah menilai bahwa sikap proteksionisme itu tidak akan memberikan nilai tambah untuk kesejahteraan Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan Kementerian Perdagangan mesti memiliki kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional. Salah satunya dengan mendukung program Bangga Buatan Indonesia.

Sehingga, kata Jokowi, nantinya masyarakat bisa lebih mencintai produk Indonesia dibandingkan produk impor. Apalagi, Indonesia memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan harusnya menjadi konsumen yang paling loyal terhadap produk dalam negeri.

"Jumlah 270 juta adalah pasar yang besar. Ajakan untuk cinta produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk dalam negeri, gaungkan. Gaungkan juga benci produk dari luar negeri. Bukan hanya cinta, tapi juga benci. Jadi cinta barang kita, tapi benci produk luar negeri," ujar Jokowi dalam Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Kamis, 4 Maret 2021.

Dengan menggaungkan slogan cinta produk lokal dan benci produk luar negeri, Jokowi berharap masyarakat Indonesia bisa menjadi konsumen paling loyal bagi produk dalam negeri.

Baca: Jokowi Ingatkan Mendag: Jangan Terjebak Pasar Ekspor yang Itu-itu Saja

Berita terkait

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

11 menit lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

1 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

1 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

4 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

4 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

5 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

5 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

6 jam lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

7 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

8 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya