Cara Perajin Tahu Kulon Progo Siasati Produksi Saat Harga Kedelai Mahal

Reporter

Antara

Minggu, 28 Februari 2021 21:32 WIB

Suasana pabrik tahu tempe di sentra produksi yang berlokasi di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis, 7 Januari 2021. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Perajin tahu di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap bertahan memproduksi tahu. Meski mereka harus mengurangi ukuran tahu untuk menyikapi tingginya harga kedelai impor yang mencapai Rp 10.200 per kilogram sejak dua minggu terakhir.

"Kami terpaksa memperkecil ukuran tahu. Itu pun kami tidak menghitung biaya tenaga produksi. Kami hanya berpikir supaya balik modal dan tetap bisa berproduksi," kata perajin tahu Desa Tuksono Wasiyem di Kulon Progo, Minggu, 28 Februari 2021.

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Budi Waseso: Permainan Importir

Ia mengakui sejak Oktober 2020, dirinya mengurangi ukuran tahu. Saat itu, harga kedelai masih berkisar Rp 9.200 per kilogram. Saat ini, harga kedelai impor sudah Rp 10.200 per kilogram. Awalnya, konsumen tahu banyak yang komplain karena ukuran kecil dan dianggap mahal.

"Seiring waktu, konsumen tahu sudah mengetahui harga kedelai sangat tinggi, sehingga tidak ada protes lagi," katanya.

Meski harga kedelai mahal, Wasiyem mengatakan dirinya setiap hari memproduksi tahu dengan menghabiskan 70 kilogram kedelai. Keuntungan yang didapat dari ampas atau sisa produksi yang bisa dijual kepada pemilik ternak sapi.

"Penjualan ampas bisa untuk membeli kayu bakar, sehingga bisa menutup biaya produksi yang dikeluarkan, meski biaya tenaga sudah tidak dihitung karena dikerjakan sendiri," katanya.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kulon Progo Dewantoro mengatakan perajin tahu di Kulon Progo, khususnya di sentra industri tahu di Desa Tuksono semua masih bertahan produksi.

Ia memahami perajin tahu mengurangi ukuran tahu supaya dapat bertahan. Selain itu, untuk menyiasati konsumen tetap membeli tahu dengan jumlah yang sama, dengan ukuran yang lebih kecil.

"Dengan kondisi harga kedelai, dan kondisi pandemi Covid-19, kami bisa memahaminya. Yang terpenting mereka bisa bertahan berproduksi," katanya.

Ia mengakui pihaknya mendapat laporan ada beberapa perajin tempe berskala kecil tidak memproduksi tempe sejak harga kedelai naik di atas Rp 9.000 per kilogram. Tingginya harga kedelai tidak seimbang dengan biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga mereka memilih tidak berproduksi.

"Ambang batas harga kedelai bagi perajin tahu dan tempe itu pada kisaran Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per kilogram. Kalau harga kedelai sudah di atas itu, tentu berdampak pada kemampuan berproduksi dan bertahan dengan kondisi yang ada," katanya.

Menyikapi hal itu, Disperindag Kulon Progo tidak bisa berbuat banyak karena harga kedelai mengikuti harga pasar. Selain itu, kedelai tidak masuk komoditas kebutuhan pokok, sehingga tidak ada campur tangan dari pemkab."Kami hanya bisa memantau perajin tahu supaya tetap bertahan," katanya.

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

6 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

2 Cara Masak Tahu Petis, Kudapan Asal Jawa Tengah

10 hari lalu

2 Cara Masak Tahu Petis, Kudapan Asal Jawa Tengah

Tahu petis adalah kudapan asli dari Jawa Tengah, paduan antara tahu goreng dengan sambal petis

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

20 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Hidangan Lebaran untuk Vegetarian, Berikut Cara Membuatnya

21 hari lalu

Rekomendasi 5 Hidangan Lebaran untuk Vegetarian, Berikut Cara Membuatnya

Bagi vegetarian, menemukan hidangan lebaran tanpa daging bisa menjadi tantangan.

Baca Selengkapnya

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

32 hari lalu

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

CEO Boeing Dave Calhoun memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

44 hari lalu

97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY pada Kamis. Masih berpotensi terjadi sampai 16 Maret

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

46 hari lalu

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

46 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

46 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya