G20 Dorong Kebijakan Stimulus Fiskal dan Moneter untuk Pulihkan Ekonomi

Sabtu, 27 Februari 2021 13:24 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Penurunan nilai ekspor Indonesia pada September 2017 sebesar US$ 14,54 miliar, turun 4,51% dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin keuangan dunia dari kelompok G20 sepakat mempertahankan kebijakan ekspansif guna membantu ekonomi bertahan dari dampak Covid-19. Mereka juga berkomitmen melakukan pendekatan yang lebih multilateral terhadap krisis ganda virus Corona dan ekonomi

Menteri Keuangan Italia, Daniele Franco, menyatakan, dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat, 26 Februari 2021, para kepala keuangan berjanji bekerja lebih erat untuk mempercepat pemulihan yang masih rapuh dan tidak merata.

“Kami sepakat bahwa penarikan dukungan fiskal dan moneter yang terlalu dini harus dihindari,” kata Franco, pada konferensi pers setelah pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20.

Amerika Serikat menyiapkan US$ 1,9 triliun berupa stimulus fiskal dan Uni Eropa telah mengumpulkan lebih dari 3 triliun euro (US$ 3,63 triliun) untuk menjaga ekonominya melewati sejumlah karantina wilayah atau lockdown. Namun, terlepas dari jumlahnya yang besar, masalah dengan peluncuran vaksin secara global dan munculnya varian virus corona baru membuat jalur pemulihan di masa depan tetap tidak pasti.

"G20 berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi internasional guna mengatasi tantangan global saat ini dengan mengadopsi pendekatan multilateral yang lebih kuat dan berfokus pada serangkaian prioritas inti," kata kepresidenan Italia dalam sebuah pernyataan.

Advertising
Advertising

Pertemuan tersebut adalah yang pertama sejak Presiden AS Joe Biden berjanji untuk membangun kembali kerja sama AS dalam badan-badan internasional. Sejumlah kemajuan signifikan telah dibuat dalam mengatasi masalah perpajakan perusahaan multinasional, terutama raksasa web seperti Google, Amazon dan Facebook.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada G20 bahwa pemerintah telah membatalkan proposal pemerintah Trump di antaranya untuk membebaskan beberapa perusahaan memilih keluar dari aturan pajak digital global baru.

Langkah tersebut dipuji sebagai terobosan besar oleh Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz dan mitranya dari Prancis, Bruno Le Maire. Scholz mengatakan Yellen mengatakan kepada para pejabat G20 bahwa Washington juga berencana untuk mereformasi peraturan pajak minimum AS sejalan dengan proposal OECD untuk pajak minimum global yang efektif.

<!--more-->

"Ini adalah langkah maju yang besar," kata Scholz. Franco dari Italia mengatakan sikap baru AS harus membuka jalan bagi kesepakatan menyeluruh tentang perpajakan perusahaan multinasional pada pertemuan kepala keuangan G20 di Venesia pada Juli.

Tak hanya itu, G20 juga membahas cara membantu negara-negara termiskin di dunia, yang ekonominya dilanda krisis secara tidak proporsional. Di dalamnya, termasuk ada dukungan luas untuk meningkatkan modal Dana Moneter Internasional (IMF) agar bisa memberikan lebih banyak pinjaman. Namun belum ada jumlah konkret yang diusulkan.

Untuk memberikan lebih banyak kekuatan, IMF mengusulkan tahun lalu untuk meningkatkan dana cadangannya sebesar 500 miliar dalam mata uang IMF sendiri yang disebut Hak Penarikan Khusus (SDR), tetapi gagasan itu diblokir oleh Trump.

“Tidak ada diskusi tentang jumlah SDR tertentu,” kata Franco. Ia menyebutkan, masalah tersebut akan ditinjau kembali berdasarkan proposal yang disiapkan oleh IMF untuk April.

Adapun Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan ekonomi AS kembali ke level sebelum krisis pada akhir tahun ini. Sementara Eropa mungkin membutuhkan waktu hingga pertengahan 2022 untuk mencapai titik itu.

Pemulihan juga rapuh di tempat lain. Aktivitas pabrik di Cina tumbuh paling lambat dalam lima bulan pada Januari, dan di Jepang pertumbuhan kuartal keempat melambat dari kuartal sebelumnya.

Beberapa negara sangat berharap G20 dapat memperpanjang penangguhan biaya pembayaran utang untuk negara-negara termiskin setelah Juni. Namun terkait hal ini, belum ada keputusan yang diambil. Franco menyebutkan masalah tersebut baru akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

BISNIS

Baca: Airlangga Hartarto: Perekonomian RI Terbaik Ke-2 di G20, Setelah Cina

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

12 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

16 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

2 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

3 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

3 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

3 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

6 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

7 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

7 hari lalu

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

DPR Amerika Serikat pada Sabtu, 20 April 2024, mendukung lolosnya paket bantuan keamanan untuk Ukraina, Israel dan Taiwan total senilai USD95 miliar

Baca Selengkapnya