Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Terindikasi Melambat pada Januari 2021

Jumat, 19 Februari 2021 14:30 WIB

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Bank Indonesia soal kebutuhan pembiayaan korporasi pada Januari 2021 mengindikasikan kebutuhan pembiayaan korporasi melambat. Hal tersebut terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang kebutuhan pembiayaan korporasi sebesar 9,2 persen.

"Tidak setinggi SBT 13,9 persen pada bulan sebelumnya," dinukil dari Laporan Survei Permintaan dan Penawaran Biaya Perbankan yang diterbitkan BI, Jumat, 19 Februari 2021.

Sejumlah sektor dengan kebutuhan pembiayaan yang meningkat antara lain sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan, dan jasa lainnya, terutama untuk mendukung aktivitas operasional yaitu sebesar 76,1 persen, untuk mendukung pemulihan pasca era new normal 41,3 persen, dan membayar kewajiban yang jatuh tempo 39,4 persen.

Berdasarkan laporan tersebut, responden yang menginformasikan bahwa kebutuhan pembiayaan yang meningkat mayoritas dipenuhi dari dana sendiri ada sebanyak 48,6 persen. Adapun yang memenuhi kebutuhan pembiayaan melalui pinjaman dari perusahaan induk ada 8,3 persen, serta yang memenuhi pembiayaan melalui pinjaman ke perbankan dalam negeri sebesar 16,5 persen.

"Secara umum, responden menyampaikan bahwa preferensi pilihan pembiayaan tersebut secara umum dilakukan berdasar aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana, biaya (suku bunga) dan optimalisasi fasilitas eksisting," termaktub dalam laporan tersebut.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada 3 bulan mendatang, terutama untuk mendukung aktivitas operasional. Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan mendatang sebesar 27,1 persen.

"Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian; Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; Informasi dan Komunikasi serta Real Estat. Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan Dana Sendiri (Laba Ditahan) serta sebagian lainnya dari kredit bank," ujar dia.

Penambahan pembiayaan rumah tangga pada 3 dan 6 bulan ke depan diindikasi masih terbatas. Bank umum masih menjadi preferensi utama rumah tangga dalam rencana pengajuan pembiayaan ke depan, terutama dalam bentuk Kredit Multi Guna, Kredit Pemilikan Rumah, dan Kredit Kendaraan Bermotor.

Dari sisi penawaran perbankan, penyaluran pembiayaan kredit baru terindikasi meningkat pada triwulan I-2021, tercermin pada SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 67,4 persen. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan secara triwulanan diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan untuk seluruh jenis kredit.

BACA: Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

5 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya