Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Terindikasi Melambat pada Januari 2021
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 19 Februari 2021 14:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Bank Indonesia soal kebutuhan pembiayaan korporasi pada Januari 2021 mengindikasikan kebutuhan pembiayaan korporasi melambat. Hal tersebut terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang kebutuhan pembiayaan korporasi sebesar 9,2 persen.
"Tidak setinggi SBT 13,9 persen pada bulan sebelumnya," dinukil dari Laporan Survei Permintaan dan Penawaran Biaya Perbankan yang diterbitkan BI, Jumat, 19 Februari 2021.
Sejumlah sektor dengan kebutuhan pembiayaan yang meningkat antara lain sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan, dan jasa lainnya, terutama untuk mendukung aktivitas operasional yaitu sebesar 76,1 persen, untuk mendukung pemulihan pasca era new normal 41,3 persen, dan membayar kewajiban yang jatuh tempo 39,4 persen.
Berdasarkan laporan tersebut, responden yang menginformasikan bahwa kebutuhan pembiayaan yang meningkat mayoritas dipenuhi dari dana sendiri ada sebanyak 48,6 persen. Adapun yang memenuhi kebutuhan pembiayaan melalui pinjaman dari perusahaan induk ada 8,3 persen, serta yang memenuhi pembiayaan melalui pinjaman ke perbankan dalam negeri sebesar 16,5 persen.
"Secara umum, responden menyampaikan bahwa preferensi pilihan pembiayaan tersebut secara umum dilakukan berdasar aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana, biaya (suku bunga) dan optimalisasi fasilitas eksisting," termaktub dalam laporan tersebut.
<!--more-->
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada 3 bulan mendatang, terutama untuk mendukung aktivitas operasional. Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan mendatang sebesar 27,1 persen.
"Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian; Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; Informasi dan Komunikasi serta Real Estat. Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan Dana Sendiri (Laba Ditahan) serta sebagian lainnya dari kredit bank," ujar dia.
Penambahan pembiayaan rumah tangga pada 3 dan 6 bulan ke depan diindikasi masih terbatas. Bank umum masih menjadi preferensi utama rumah tangga dalam rencana pengajuan pembiayaan ke depan, terutama dalam bentuk Kredit Multi Guna, Kredit Pemilikan Rumah, dan Kredit Kendaraan Bermotor.
Dari sisi penawaran perbankan, penyaluran pembiayaan kredit baru terindikasi meningkat pada triwulan I-2021, tercermin pada SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 67,4 persen. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan secara triwulanan diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan untuk seluruh jenis kredit.
BACA: Sri Mulyani: Hampir Semua Universitas Islam RI Dibangun Pakai Surat Utang SBSN
CAESAR AKBAR