Harga Emas Semakin Melemah, Saatnya Jual atau Tambah Koleksi?

Jumat, 19 Februari 2021 13:45 WIB

Petugas menunjukkan logam mulia edisi spesial bergambar shio Kerbau Logam di Butik Emas Antam, Jakarta, Senin, 8 Februari 2021. Antam mengeluarkan logam mulia edisi spesial untuk menyambut Tahun Baru Imlek. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam pada perdagangan Jumat, 19 Februari 2021, turun Rp 2 ribu dibandingkan dengan kemarin. "Harga emas batangan satu gram Rp 923.000," seperti ditulis dalam situs resmi logammulia.com pada Jumat 19 Februari 2021.

Harga emas terus terkoreksi seiring dengan penguatan dolar AS yang tidak terduga serta reli imbal hasil (yield) obligasi AS (US Treasury).

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar Spot turun 0,7 persen ke level US$1.763,95 per ounce. Sepanjang pekan ini, harga logam mulia tersebut telah anjlok 3,3 persen. Sedangkan, sepanjang 2021, harga emas telah terkoreksi 7,1 persen, atau tren harga terburuk di awal tahun sejak 1991 lalu.

Padahal, sepanjang tahun lalu, harga emas mengalami reli yang cukup besar seiring dengan kondisi pandemi yang membuat investor beralih ke aset safe haven.

Pelemahan emas di awal tahun ini dipicu oleh ketahanan dolar AS dan penguatan yield US Treasury yang menunjukkan pemulihan ekonomi global telah berjalan.

<!--more-->

Senior Vice President Zaner Group, Peter Thomas mengatakan,seiring dengan kenaikan tingkat suku bunga dan sentimen kenaikan inflasi yang mencapai puncaknya, investor kini melakukan aksi jual emas dan beralih ke aset logam industri seperti tembaga.

Sementara itu, Michael McCarthy, chief market strategist CMC Markets mengatakan, harga emas dipengaruhi oleh sentimen dari pasar obligasi selama beberapa pekan terakhir. Prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan kebijakan moneter yang akomodatif mengindikasikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada tahun ini.

Hal tersebut, lanjutnya, akan berimbas negatif pada aset non-yielding seperti emas. Ia melanjutkan, apabila harga emas menembus level US$1.765, potensi risiko logam mulia akan semakin besar.

“Level tersebut akan menembus rerata harga perdagangan selama tujuh bulan terakhir. Hal ini membuat harga emas dapat diperdagangkan pada level yang lebih rendah,” katanya dikutip dari Bloomberg.

Meski demikian, potensi penguatan harga emas masih cukup terbuka. Analis Goldman Sachs Group Inc., Jeffrey Curie dalam laporannya mengatakan, peluang kenaikan harga emas ditopang oleh prospek paket stimulus tambahan dan kebijakan The Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga acuan.

<!--more-->

“Emas masih menjadi aset investasi yang menjanjikan dalam jangka menengah hingga panjang meskipun di tengah tren penguatan dolar AS dapat menghambat pergerakan harga,” katanya.

Sementara itu, CEO DoubleLine Capital LP, Jeffrey Gundlach melalui akun Twitternya menyampaikan bahwa dampak paket stimulus akan lebih dirasakan oleh aset kripto Bitcoin ketimbang kenaikan harga emas.

BACA: Harga Emas Terus Jeblok, Analis Prediksi Akan Berlangsung Lama

HENDARTYO HANGGI | BISNIS

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

59 menit lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Harga Emas Antam Turun Seribu jadi Rp 1.325.000 per Gram

11 jam lalu

Hari Ini Harga Emas Antam Turun Seribu jadi Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun seribu menjadi Rp 1.325.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

1 hari lalu

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024

Baca Selengkapnya

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

1 hari lalu

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

3 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya