Meski Ada Penolakan, Ekonom Sebut Holding Ultra Mikro Simbiosis Mutualisme
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 17 Februari 2021 13:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Aviliani, menilai Holding BUMN untuk pengembangan usaha Ultra Mikro dan UMKM memberikan keuntungan bagi semua perusahaan yang terlibat.
Pasalnya, perusahaan yang masuk dalam rencana ini, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero), menurut Aviliani pada dasarnya saling membutuhkan.
"Ini adalah aksi korporasi yang simbiosis mutualisme. Lagi pula, ekosistem BUMN memang butuh untuk dirapikan, agar tidak saingan dan bahkan berkembang lebih baik serta berkelanjutan," ujar Aviliani dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 Februari 2021.
Dia menyebut, Pegadaian dan PNM membutuhkan BRI untuk menyediakan pendanaan yang lebih murah dan meningkatkan daya saing. Di sisi lain, BRI membutuhkan model bisnis yang lebih variatif untuk menjangkau pelaku ultra mikro yang masih sangat sedikit tersentuh lembaga perbankan.
Dia mengatakan dampak positif integrasi ekosistem BUMN juga dibutuhkan pelaku UMKM dan UMi. Dengan integrasi, pelaku usaha UMi dan UMKM bisa mendapat tarif pembiayaan yang lebih murah, khususnya dari PNM dan Pegadaian.
"Dana untuk penyaluran dari Pegadaian dan PNM lebih murah. Ini juga akan membantu nasabah UMKM untuk dapat pulih lebih cepat di masa pandemi," katanya.
Aviliani juga yakin kebijakan - kebijakan akomodatif fiskal dari sisi permintaan pemerintah akan tetap berlanjut. Karenanya, konsumsi masyarakat bisa cepat normal sehingga pelaku UMKM dapat memulihkan kapasitas produksi dan permintaan pembiayaannya.
<!--more-->
Sebelumnya, rencana holding ini menuai protes, salah satunya dari karyawan PT Pegadaian (Persero). Serikat Pekerja Pegadaian pun mengusung aksi memasang pita hitam sebagai tanda protes.
SP Pegadaian sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah melakukan sinergi ultra mikro. Namun, mereka menolak rencana akusisi dengan skema holding akuisisi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk.
Pasalnya, mereka menilai Pegadaian adalah perusahaan yang sehat. Mereka khawatir pembentukan holding akan memengaruhi kinerja perseroan.
Baru-baru ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemerintah menyetujui rencana rights issue BRI, di mana negara akan mengambil bagian seluruhnya dengan cara mengalihkan seluruh saham seri B Negara pada PT PNM dan PT Pegadaian kepada perseroan.
"Ini adalah bentuk partisipasi pemerintah dalam transaksi rights issue BRI dilakukan secara non-cash melalui pengalihan seluruh saham seri B Negara dalam PT Pegadaian dan PT PNM," katanya dalam paparannya Rapat Kerja DPR, Senin 8 Februari 2021.
Sri Mulyani mengatakan, holding ultra mikro akan mempertahankan keunggulan ketiga perusahaan ini. Pihaknya pun menjamin tidak akan terjadi kanibalisasi perusahaan dalam integrasi tersebut.
CAESAR AKBAR | BISNIS
Baca: Tolak Holding Ultra Mikro, Karyawan Pegadaian Kompak Pasang Pita Hitam di Lengan