Neraca Dagang Surplus US$ 1,96 M, Deputi KSP Klaim Kerja Keras Pemerintah

Selasa, 16 Februari 2021 04:27 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2017 turun dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi III Kepala Staf Presiden (KSP) Panutan S. Sulendrakusuma mengklaim neraca dagang pada awal tahun yang mencatatkan surplus US$ 1,96 miliar merupakan buah dari kerja keras pemerintah. Kondisi ini diyakini dapat menyumbang tren positif bagi pertumbuhan ekonomi kuartal I mendatang.

“Catatan tersebut menunjukkan bagaimana kerja keras pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi selama masa pandemi Covid-19," ujar Panutan dalam keterangannya, Senin, 15 Februari 2021.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat surplus neraca dagang didorong oleh meningkatnya nilai ekspor. Sepanjang Januari 2021, ekspor Indonesia tumbuh 12,2 persen secara year on year (yoy) atau menjadi US$ 15,3 miliar.

Laju ekspor ditopang oleh sektor non-migas yang meningkat mencapai 12,5 persen dan menjadi kontributor terbesar bagi pergerakan neraca dagang pada Januari 2021. Dari ekspor nonmigas tersebut, kelompok pertanian menyumbang peningkatan sebesar 13,9 persen; pertambangan 16,9 persen; dan industri 11,7 persen.

Sementara itu, ekspor migas turut meningkat meski di bawah non-migas, yakni 8,3 persen secara year on year. Panutan menyebut peningkatan nilai ekspor tersebut cukup tinggi di tengah kontraksi pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara yang dilanda pandemi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Adapun peningkatan ekspor tidak diikuti dengan pergerakan impor. Laju impor pada Januari 2021 tercatat terkontraksi 6,5 persen secara year on year.

Penurunan impor terbesar terjadi untuk sektor migas mencapai 21,9 persen dan non-migas 4 persen. Dari kelompok barang impor, penurunan terjadi untuk pengiriman barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal yang masing-masing anjlok 2,9 persen; 6,1 persen; dan 10,7 persen yoy.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan neraca perdagangan pada Januari 2021 memberi harapan pada perekonomian. Laju perdagangan awal tahun diyakini meningkatkan optimisme bahwa ekspor di bulan-bulan ke depan akan terus tumbuh dan pemulihan ekonomi berjalan sesuai dengan harapan.

“Sehingga memberi harapan pada pemulihan ekonomi," ujar Suhariyanto. Pada Januari 2020, neraca dagang mengalami defisit US$ 640 juta. Sedangkan pada Januari 2019, RI mengalami defisit neraca dagang US$ 980 juta.

Baca: Mendag: Neraca Perdagangan Mengkhawatirkan Meski Surplus USD 21,7 M

Berita terkait

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

1 menit lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

2 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

4 jam lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

6 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

7 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

7 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

12 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

22 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

23 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

23 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya