TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu e-commerce Indonesia, Tokopedia, masih mempertimbangkan pasar dan metode untuk menjadi perusahaan publik. Perusahaan sudah bersiap untuk melakukan dual listing atau Initial Public Offering (IPO) di dua bursa saham berbeda, tapi belum mengumumkan tempatnya.
"Tapi pastinya yang utama Indonesia, karena Tokopedia adalah perusahaan Indonesia," kata VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 14 Februari 2021.
Sebelumnya, kabar soal rencana IPO dari salah satu unicorn (perusahaan dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar) tanah air ini disampaikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Tapi sejauh ini, BEI belum bersedia mengungkapkan identitas dari salah satu unicorn yang akan melantai di bursa tersebut.
"Harapan kami adalah salah satu unicorn besar (bisa IPO)," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Bursa BEI Laksono Widito Widodo saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 13 Februari 2021. Menurut dia, besar harapan Unicorn ini bisa listing di BEI pada 2021 ini.
Nuraini kembali menegaskan salah satu pertimbangan Tokopedia menjadi perusahaan publik adalah pertumbuhan adopsi pasar yang semakin mendorong bisnis mereka selama pandemi. Untuk itu, mereka telah menunjuk Morgan Stanley dan Citi sebagai penasihat terkait rencana ini.
Tak hanya Tokopedia, strategi dual listing ini sebelumnya disiapkan unicorn lain yaitu Gojek. Bursa saham Indonesia tetap menjadi prioritas. "Kami ingin memberikan kesempatan kepada investor Indonesia untuk berpatisipasi," kata Co-CEO Gojek Andre Soelistyo pada Oktober 2019. Pasar saham kedua yang diincar Gojek untuk IPO adalah pasar saham di luar negeri. Namun Andre belum menyebutkan secara spesifik di negara mana dan kapan itu akan dilakukan. "Jika peluang itu sudah terbuka," katanya.