Terpopuler Bisnis: Harga Mobil terkait PPnBM hingga Fengshui Tahun Kerbau Logam
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Minggu, 14 Februari 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 13 Februari 2021, dimulai dari harga mobil diprediksi turun berkat insentif PPnBM hingga fengshui tahun kerbau logam, industri kimia hingga migas diprediksi paling moncer.
Adapula berita tentang proyek food estate yang digagas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mulai panen dan soal anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati berharap iuran BPJS Kesehatan kembali ke taris semula.
Berikut empat berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang kemarin:
1. Harga Mobil Diprediksi Turun Berkat Insentif PPnBM
Perusahaan pembiayaan atau multifinance tak ingin jor-joran menyalurkan kredit kendaraan bermotor, meski pemerintah memberikan insentif diskon pajak untuk segmen mobil di bawah 1.500 cc. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan industri tetap akan mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas pembiayaan dan mencegah lonjakan kredit macet atau non performing finance (NPF).
“Fokus kami menjaga kualitas tetap oke, NPF tetap rendah, walau itu berarti kuantitas dan volume pembiayaan berkurang,” ujarnya kepada Tempo, Jumat 12 Februari 2021.
Sepanjang 2020, kinerja industri pembiayaan tercatat merosot hingga -17 persen akibat terdampak pandemi Covid-19. Perusahaan pembiayaan berupaya menjaga tingkat NPF dengan memastikan risiko penyaluran pembiayaan baru tetap rendah, serta melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur yang mengalami kesulitan pembayaran.
Hingga akhir tahun lalu, restrukturisasi kredit yang dilakukan industri telah mencapai Rp189,96 triliun atau 48,52 persen dari total pembiayaan, dari 5 juta kontrak. Walhasil, tingkat NPF dapat dikendalikan, dengan perlahan menurun dan berada di kisaran 4,5 persen pada Desember 2020.
Menurut Suwandi, ruang gerak perusahaan pembiayaan untuk melancarkan strategi penyaluran pembiayaan yang ekspansif di satu sisi juga terbatas akibat kondisi pasar keuangan yang melemah.
“Likuiditas perbankan ketat, tingkat risiko pinjaman perbankan sangat tinggi, sehingga mereka juga hati-hati dalam menyalurkan pinjaman,” ucapnya. Padahal, selama ini perusahaan pembiayaan banyak mengandalkan sumber dana yang berasal dari pinjaman perbankan untuk kemudian diputar dan disalurkan kembali.
Baca selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Proyek Food Estate Prabowo Panen, Hasilnya Bisa 3-4x Lipat
Salah satu program ketahanan pangan yang digagas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto atau biasa disebut juga Food Estate, mulai panen, Jumat 12 Februari 2021. Hasil panen perdana padi itu diharapkan bisa memproduksi padi sebanyak 17 ton per hektare, jauh melebihi rata-rata produktivitas sawah petani konvensional yang hanya 7-8 ton per hektare.
Di proyek percontohan food estate di Cisaat, Kabupaten Bekasi, itu diterapkan sistem pertanian presisi (precision agriculture) seluas 5 hektare (dari total 60 hektare lahan yang tersedia). Lahan itu ditanami aneka komoditas dari padi, jagung, jeruk, kopi, kakao, singkong hingga aneka sayuran.
Dengan sistem pertanian presisi itu, semua rumpun tanaman dialiri selang yang menyalurkan nutrisi dan air. Teknologi itu bisa menghemat air hingga 40 persen, serta meningkatkan produktivitas tanaman. Di tanah juga dipasangi sensor. Jika padi sudah merasa "kenyang" nutrisi, maka sensor akan memberitahu untuk menghentikan aliran air dan nutrisi.
“Kami harapkan dengan ujicoba ini publik bisa melihat upaya peningkatan produktivitas pangan dengan teknologi pertanian presisi untuk kelak bisa diterapkan di lahan yang lebih luas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional," kata Menteri Prabowo Subianto.
Lahan uji coba padi dengan varites Inpago 10 kali ini menempati petak seluas 3.000 meter persegi. Pola tanam padi dengan model pertanian presisi ini memungkinkan jarak tanam menjadi lebih padat sekitar 5 x 5 cm. Bandingkan dengan teknik cocok tanam konvensional yang mencapai 30 x 40 cm.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. BPJS Kesehatan Surplus, Anggota DPR Minta Iuran Dikembalikan ke Tarif Semula
Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menyatakan kondisi surplus pada tahun anggaran 2020 sebesar Rp 18,7 triliun yang dialami BPJS Kesehatan seharusnya bisa membuat ada peninjauan kembali kenaikan tarif berdasarkan Perpres No 64/2020.
"Direksi BPJS Kesehatan yang akan berakhir masa kerjanya, harusnya menutup masa kerjanya dengan memberikan kado terbaik untuk rakyat dengan menurunkan premi BPJS Kesehatan sama dengan besaran premi yang lama," kata Kurniasih Mufidayati dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 13 Februari 2021.
Ia mengingatkan bahwa berdasarkan Perpres No 64/2020, tarif peserta kelas 1 naik menjadi Rp 150 ribu, kelas 2 menjadi Rp 100 ribu, dan kelas 3 Rp 35 ribu dengan adanya subsidi Rp 7.000.
Mufida menyatakan dengan adanya surplus ini, sudah selayaknya iuran BPJS khususnya kelas 3 dikembalikan seperti semula yaitu Rp 25.500.
Sejak awal pemberlakuan Perpres 64/2020 ini Mufida mengatakan dirinya bersama Fraksi PKS DPR sudah menolak adanya kenaikan iuran bagi peserta kelas 3 pada kelompok Bukan Pekerja (BP) dan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).
Hal tersebut, lanjutnya, karena kenaikan iuran pada saat ekonomi masyarakat sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 tentu saja sangat memberatkan.
Sebagaimana diwartakan, arus kas Dana Jaminan Sosial Kesehatan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan untuk pembiayaan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada tahun 2020 surplus Rp 18,7 triliun tanpa meninggalkan tunggakan pembiayaan klaim rumah sakit yang gagal bayar.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. Fengsui Tahun Kerbau Logam: Industri Kimia hingga Migas Diprediksi Paling Moncer
Pakar fengsui, Yulius Fang, memprediksi industri yang berhubungan dengan elemen api akan berjaya di tahun kerbau logam. Industri tersebut meliputi sektor energi minyak dan gas atau migas, batu bara, kimia, hiburan digital, advertising, pasar saham, hingga penerbangan.
“Penerbangan itu unsurnya 70:30, 70 api dan 30 air. Penerbangan yang hubungannya bukan untuk leisure akan moncer,” tutur Yulius saat dihubungi Tempo pada Jumat, 12 Februari 2021.
Bila dikategorikan, industri yang berhubungan dengan elemen api masuk kelompok A. Klaster tersebut memiliki karakteristik dari kondisi bagus atau campuran di awal tahun menuju lebih moncer pada akhir tahun.
Kemudian, industri yang berada di kelompok B adalah industri yang berhubungan dengan elemen tanah. Sektor industri ini meliputi perbankan, konstruksi dan turunannya, pertambangan, agraria, serta sembako. Secara keseluruhan, industri yang memiliki elemen tanah akan berada dalam kondisi konsisten sedang menuju sedang dari awal tahun sampai akhir tahun.
Sementara itu, bidang ketiga yang masuk kelompok C adalah sektor yang bersinggungan dengan elemen kayu. “Untuk kategori C ini kondisinya akan kurang di enam bulan pertama, tapi enam bulan selanjutnya menuju sedang,” kata Yulius.
Sektor yang berhubungan dengan elemen kayu adalah tekstil, furnitur, percetakan yang sifatnya konvensional, hingga perkebunan karet. Yulius menerangkan, industri sawit juga akan masuk dalam kategori ini, namun sebagian unsurnya memiliki elemen tanah.
Baca berita selengkapnya di sini.