Ada Unicorn Siap IPO 2021, Bagaimana Rencana Tokopedia hingga Gojek Sebelumnya?
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Kodrat Setiawan
Sabtu, 13 Februari 2021 18:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu unicorn Indonesia dikabarkan akan segera melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tapi sejauh ini, BEI belum bersedia mengungkapkan identitas dari salah satu unicorn yang akan melantai di bursa tersebut.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Bursa BEI Laksono Widito Widodo mengatakan sejauh ini, ada 29 perusahaan yang berencana melakukan IPO sejak tahun lalu. Sebanyak 6 perusahaan sudah melakukan IPO per 5 Februari 2021.
"Harapan kami adalah salah satu unicorn besar (bisa IPO)," kata Laksono saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 13 Februari 2021. Menurut dia, besar harapan Unicorn ini bisa listing di BEI pada 2021 ini.
Tempo mencoba mengkonfirmasi soal identitas unicorn ini kepada I Gede Nyoman Yetna Direktur Penilaian Perusahaan yang mengurusi hal tersebut. Tapi belum ada jawaban.
Sementara saat ini, Indonesia diketahui sudah memiliki lima unicorn yaitu Gojek, Bukalapak, OVO, Traveloka, dan Tokopedia. Kelimanya meyandang status unicorn karena sudah memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar.
Tempo merangkum sikap terakhir dari kelima Unicorn dalam beberapa waktu terakhir terkait IPO. Berikut di antaranya:
<!--more-->
1. Tokopedia
Dari kelima Unicorn, Tokopedia yang paling dekat dengan rencana IPO. Pada Desember 2020, Tokopedia mengumumkan telah menunjuk Morgan Stanley dan Citi sebagai penasihat untuk mengakselerasi rencana menjadi perusahaan publik.
Namun, Tokopedia belum memutuskan pasar dan metode untuk IPO. Manajemen mengungkapkan perusahaan tengah mengkaji salah satu skema, yakni special purpose acquisition company (SPAC) atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus.
"SPAC merupakan salah satu opsi yang potensial yang bisa kami pertimbangkan, namun belum ada yang kami putuskan untuk saat ini,” tulis manajemen Tokopedia Kamis, 17 Desember 2020.
Tempo mencoba menghubungi Senior Public Relation Specialist Tokopedia Antonia Adega. Namun hingga berita diturunkan, Antonia belum merespons.
2. Gojek
Pada 26 Oktober 2019, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menegaskan pihaknya mempersiapkan kemungkinan untuk masuk bursa saham dengan dual listing. Pasar saham yang utama, kata Soelistyo dalam wawancara terbatas bersama wartawan, Gojek akan masuk bursa saham di Indonesia.
"Kami ingin memberikan kesempatan kepada investor Indonesia untuk berpatisipasi."
Pasar saham kedua yang diincar adalah pasar saham di luar negeri. Namun Andre belum menyebutkan secara spesifik di negara mana dan kapan itu akan dilakukan. "Jika peluang itu sudah terbuka," katanya.
<!--more-->
3. Bukalapak
Sementara awal 2021, Bukalapak hanya mengatakan pihaknya selalu membuka opsi untuk melantai di bursa. Opsi tetap dibuka, walau belum tahu kapan.
"Opsi itu tentunya akan kami selalu buka," kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam konferensi pers menjelang HUT Bukalapak ke-11 di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021.
4. OVO
Seperti Bukalapak, Lippo Group yang memiliki OVO masih membuka kesempatan untuk perusahaan dompet digital itu melantai di bursa. Tapi sejauh ini, belum banyak komentar dari internal OVO terkait peluang IPO tersebut.
5. Traveloka
Desember 2020, Traveloka juga menyampaikan pihaknya tengah mengkaji opsi merger dengan perusahaan special purpose acquisition company (SPAC) sebagai opsi melantai di bursa saham.
Presiden Traveloka President Henry Hendrawan mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk go public atau IPO dalam waktu dekat. “SPAC adalah salah satu opsi yang sedang kami pertimbangkan berhubung beberapa SPAC telah menghubungi kami,” ujarnya saat itu.
FAJAR PEBRIANTO I BISNIS
Baca juga: IPO, Indointernet Tetapkan Harga Rp 7.375 per Lembar Saham