Soal Merger Gojek dan Tokopedia, KPPU Ungkap Peluang dan Risiko

Kamis, 4 Februari 2021 19:30 WIB

Logo Tokopedia dan Gojek.

TEMPO.CO, Jakarta – Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU mengungkapkan hal-hal yang akan terjadi bila Gojek Indonesia dan Tokopedia melakukan aksi merger atau akuisisi. Direktur Merger dan Akuisisi KPPU Daniel Agustino mengatakan kedua perusahaan e-commerce bakal meningkatkan keuntungan melalui kerja sama big data.

“Mereka ingin gabungkan big data dan melihat apa yang bisa ditawarkan, apakah konsumen Gojek bisa digaet menjadi konsumen Tokopedia dan sebaliknya. Ini akan berdampak pada peningkatan keuntungan,” tutur Daniel dalam diskusi virtual pada Kamis, 4 Februari 2021.

Menurut Daniel, masing-masing entitas berpotensi memberikan insentif belanja untuk mencapai tujuan peningkatan jumlah konsumen. Kerja sama juga memungkinkan fitur yang dimiliki masing-masing perusahaan bisa dinikmati oleh entitas mitranya.

Ia mencontohkan Gojek yang memiliki fitur pengantaran barang dapat menjadi mitra Tokopedia untuk menyediakan jasa kurir bagi pelanggannya. Namun aksi korporasi ini memiliki risiko. Sebab Tokopedia bisa saja menggunakan jasa tunggal kurir dari Gojek yang akhirnya berbuntut pada isu persaingan usaha. Apalagi, selama ini Tokopedia sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan logistik.

Baca Juga: Usai Dibeli Gojek, Saham Bank Jago Meroket Hingga 75 Persen

Advertising
Advertising

Selain itu, Daniel melihat skema kerja sama tersebut memungkinkan Tokopedia menyediakan fitur bagi tenan-tenannya pada aplikasi Gojek. Hal ini akan menjadi masalah lantaran Gojek sudah memiliki fitur yang mirip, yang diduga berafiliasi dengan salah satu perusahaan e-commerce.

“Ada kemungkinan e-commerce ini dengan Tokopedia bisa jadi pesaing. Apabila tenan menjual barang yang sama, kemungkinan mereka overleaping,” tuturnya.

Di samping itu, bila merger Gojek dan Tokopedia terwujud, perusahaan hasil penggabungan akan menjadi batas patokan minimal bagi perusahaan baru yang akan bergerak di bidang yang sama. Perusahaan-perusahaan anyar, tutur Daniel, tidak dapat sembarangan membangun entitas serupa karena berisiko kalah bersaing.

Meski demikian, Daniel mengakui kecenderungan merger satu perusahaan digital dengan perusahaan digital lainnya telah menjadi hal yang lumrah. Berdasarkan data KPPU, pada 2019, terdapat tujuh perusahaan digital yang melakukan aksi merger. Sedangkan pada 2020 angkanya naik menjadi 12 perusahaan meski pandemi Covid-19.

Manajemen Tokopedia masih enggan menanggapi isu merger antara perusahaan mereka dan Gojek. “Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap spekulasi pasar,” tutur perwakilan manajemen Tokopedia yang enggan disebutkan identitasnya saat dihubungi Tempo pada Kamis, 4 Februari.

Sementara itu, manajemen Gojek belum memberikan respons. Tempo telah menghubungi Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita, namun konfirmasi yang yang dikirim melalui pesan pendek belum direspons.

Berita terkait

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

2 hari lalu

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

Ada beberapa cara tutup akun Gojek yang bisa dilakukan. Penutupan akun bisa dilakukan apabila Anda berencana mengganti layanan. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

8 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

8 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

9 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

9 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

10 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

14 hari lalu

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

Hari Kartini diperingati masyarakat dalam berbagai cara. Semakin tingginya jumlah pelaku usaha perempuan, bisa jadi cara apresiasi perjuangan Kartini.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

19 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Rencana Merger Citilink dengan Pelita Air, Bos Garuda Indonesia: Sekalian dengan InJourney

24 hari lalu

Rencana Merger Citilink dengan Pelita Air, Bos Garuda Indonesia: Sekalian dengan InJourney

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra blak-blakan soal rencana merger maskpai penerbangan Citilink dengan Pelita Air.

Baca Selengkapnya

4 Cara Isi Saldo E-Toll Menggunakan HP

26 hari lalu

4 Cara Isi Saldo E-Toll Menggunakan HP

Mengisi saldo e-toll tidak lagi memerlukan penggunaan uang tunai. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya